Berita Internasional

Jadi Relawan di Gaza, Fikri Rofiul Haq Saksikan Kampusnya Hancur dan Sulit untuk Pulang ke Indonesia

Fikri Rofiul Haq menjadi relawan di Gaza bersama dua orang lainnya, yaitu Farid Zanjabil Al-Ayubi, dan Reza Aldilla.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Sigit Nugroho
Dokumentasi MER-C
Fikri Rofiul Haq, satu dari tiga relawan Indonesia yang masih bertahan di Gaza. 

WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH - Fikri Rofiul Haq memutuskan menjadi seorang relawan kemanusiaan yang terikat dalam organisasi Medical Emergency Recue (MER-C)

Fikri merupakan putra Ir Edy Wahyudi yang juga menjadi Site Manager pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

Fikri menjadi relawan di Gaza bersama dua orang lainnya, yaitu Farid Zanjabil Al-Ayubi, dan Reza Aldilla.

Kepada Warta Kota, Fikri mengaku bahwa menjadi relawan di Gaza adalah pengalamannya yang pertama kali, mengikuti jejak sang ayah.

"Ya aku memang hanya baru jalur Gaza saja (menjadi relawan). Karena kan dari Februari 2020 sampai saat ini November 2023 saya juga belum pernah pulang ataupun keluar dari jalur Gaza," kata Fikri secara ekslusif kepada Warta Kota melalui zoom meeting, Selasa (7/11/2023).

Baca juga: Ahmad Imam Mujadid Rais Sampaikan Lebih Baik Berdonasi untuk Palestina Daripada Aksi Boikot

Pasalnya, ujar Fikri, tiap mahasiswa yang memutuskan berkuliah di Gaza, telah berkomitmen untuk menyelesaikan kuliahnya terlebih dahulu sebelum kembali pulang.

Fikri dan kedua relawan lainnya merupakan mahasiswa Islamic University of Gaza (IOG), sebuah kampus terbesar dan terbaik di jalur Gaza.

Namun, dia belum menamatkan kuliahnya dan Israel lebih dahulu meluluh lantahkan bangunan megah yang jadi tempat Fikri menimba ilmu pengetahuan.

"Dan memang saat ini saya juga masih belum menyelesaikan kuliahnya karena kampus kami juga ternyata dibombardir, sudah rata di kampus Islamic University of Gaza," ungkap Fikri.

Baca juga: Jadi Relawan di Gaza Sejak 2020, Ini Sosok Fikri Rofiul Haq yang Ternyata Hafiz Quran 30 Juz

"Dan keadaannya itu benar-benar sudah hancur gedungnya, sudah hancur. Rusak total," ucap Fikri.

Fikri tidak tahu apalah setelah peperangan usai, dirinya masih bisa melanjutkan kuliah atau tidak.

"Pengalaman kami selama menjadi relawan di jalur Gaza tentunya pedih, pahit kami rasakan," kata dia. 

Kepedihan itu juga Fikri gambarkan dalam setiap program-program MER-C berupa penyaluran bantuan.

Kala itu, situasi mencekam dan rintihan dari anak-anak tak berdosa seakan-akan memecah gedang telinga kemanusiaan Fikri.

"Contohnya aja musim dingin, kami juga membagikan baju hangat dan juga selimut untuk mereka yang memang tidak memilikinya. Dan juga program-program lainnya seperti paket sembako di bulan Ramadan dan juga iftar (buka puasa) bersama para yatim piatu," tutur Fikri.

BERITA VIDEO: Khawatir Akan Kondisi 3 Relawan MER-C Indonesia di Gaza Kemenlu Terus Memonitor

"Karena memang banyak sekali yatim piatu yang ada di Jalur Gaza. Karena kenapa? Karena para ayahnya mereka adalah pejuang-pejuang yang selalu membela tanah air mereka, yang selalu ingin merebut kembali tanah yang dirampas oleh pihak Israel," papar Fikri.

Di akhir, Fikri menyampaikan terima kasihnya kepada masyarakat Indonesia yang telah memberikan donasi kepada teman-teman di Gaza.

Ia pun meminta agar masyarakat Indonesia berkenan mengaturkan doa atas kemerdekaan Palestina.

"Dan tentunya dengan kisah ini tentunya harusnya seluruh masyarakat Indonesia, lembaga-lembaga masyarakat Indonesia dan juga pemerintah Indonesia terus mendukung kemerdekaan Palestina yang InsyaAllah kami doakan mereka mendapat kemerdekaan dalam waktu dekat, aamiin," pungkasnya.

Fikri Hafiz Quran 30 Juz

Seperti diberitakan sebelumnya bahwa Fikri Rofiul Haq merupakan satu dari tiga relawan Medical Emergency Rescue (MER-C) Indonesia yang kini masih bertahan di jaur Gaza, Palestina.

Di tengah serangan keji Israel yang sebulan belakangan ini membombardir Gaza, Fikri seakan menjadi saksi hidup dari syahidnya para anak-anak serta masyarakat sipil Palestina.

Kepada Warta Kota, secara ekslusif Fikri bercerita bahwa dirinya datang ke Gaza pada Februari 2020 untuk berkuliah di Islamic University of Gaza (IOG).

Akan tetapi, belum tuntas ia menamatkan studi sarjananya, Fikri justru harus mengalami kejadian yang mencekam dan tak pernah ia lupakan sepanjang hidupnya.

Baca juga: Jenazah Wanita yang Diarak Hamas Ternyata Artis Tato asal Jerman, AS Kirim Kapal Perang ke Israel

Perang Palestina-Israel yang intens terjadi satu bulan belakangan ini, menyeretnya pada cita-cita mulia untuk berjihad di jalan Allah seperti sang ayah.

Putra relawan

Diketahui, Fikri merupakan putra relawan MER-C yang telah mengabdikan diri di Gaza sejak 2012. Dia adalah Ir Edy Wahyudi yang juga merupakan Site Manager pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

"Sebenarnya ini memang cita-citaku dari kecil. Sebelumnya pengen kuliah ke luar negeri. Ketika pas SD saja, ketika memang abi (ayah) itu sudah ke jalur Gaza semenjak 2012," ujar Fikri dalam sesi wawancara ekslusif bersama Warta Kota melalui zoom meeting, Selasa (7/11/2023).

Kala itu, kata Fikri, sang ayah mengarahkannya untuk berkuliah di Yaman.

Akan tetapi beberapa tahun setelah ucapan sang ayah itu, Yaman mengalami konflik besar yang berdampak pada keselamatan anak-anak.

Walhasil, Fikri pun mengurungkan niatnya untuk pergi ke Yaman dan memutuskan mencari tempat kuliah lain setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) di sebuah pondok pesantren.

Hafal 30 juz

"Saya SMA-nya di pondok yang memang lamanya dua tahun. Dan Alhamdulillah saya juga sudah menyelesaikan hafalan Al-Qur'an-nya sebanyak 30 juz di Pondok pesantren Muhammad Danu Fatahillah yang ada di Ciamis," ujar Fikri.

Baca juga: VIDEO Jokowi Lansung Tunjuk Mendagri Tito Karnavian dan Menlu Retno Marsudi, Ada Apa?

Meski hanya dua tahun, namun Fikri menjalani satu tahun masa SMA dengan pengabdian mengajar.

Dia kala itu ditempatkan di pondok-pondok pesantren untuk mengasah kemampuannya.

Di tengah pengabdian itu, Fikri pun mencoba untuk mendaftarkan diri untuk berkuliah di Mesir. Tepatnya saat ia mengabdi di Pondok pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor. 

"Dan qadarullah (atas kehendak Allah) saat itu memang saya belum diterima. Dan setelah beberapa bulan kemudian akhirnya qadarullah ternyata ada berita kesempatan bahwa aku bisa melakukan kuliahnya di jalur Gaza," kata Fikri.

Mengingat saat itu memang abi aku juga dari tahun 2019, 2020 masih ada di jalur Gaza. Jadi ketika itu pada bulan Februari 2020 kami terbang ke Palestina untuk melanjutkan kuliahnya," katanya lagi.

Alasan jadi relawan

Dia berujar, alasan lain yang membuatnya yakin untuk mengabdikan diri sebagai relawan Gaza adalah karena semangat jihad sang ayah.

"Dan juga tentunya karena motivasi abi yang memang dari 2012 sejak aku kecil menjadi relawan, itu juga menjadi motivasi aku untuk, aku ingin juga bukan hanya sekedar kuliah tau belajar di jalur Gaza, aku juga ingin menjadi tim relawan kemanusiaan yang bergerak di organisasi MER-C sendiri," jelas dia.

Meski menjadi seorang relawan Gaza, namun Fikri mengaku mendapatkan dukungan penuh dari pihak keluarga.

Pasalnya, dia selalu memberi kabar kepada orang tuanya melalui sambungan telepon guna meyakinkan bahwa ia dalam keadaan baik-baik saja.

"Kami yakinkan ketika kami miliki jaringan internet, kami yakinkan bahwa kami dalam keadaan sehat-sehat dan juga kami terus mohon doanya ya kepada keluarga ataupun tim MER-C ataupun masyarakat yang ada di Indonesia untuk keselamatan kami," pungkasnya. (*)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved