Universitas Indonesia

Cegah Angka Kematian Cedera Orthopaedi yang Capai 35 Persen, FKUI Bikin Dua Alat Fiksasi Tulang

Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo Guru Besar FKUI cipatkan dua lata fiksasi tulang untuk cegah kematian trauma Orthopaedi.

Editor: Dodi Hasanuddin
Humas dan KIP UI
Cegah Angka Kematian Cedera Orthopaedi yang Capai 35 Persen, FKUI Bikin Dua Alat Fiksasi Tulang 

WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK - Fraktur pelvis merupakan salah satu penyakit yang dapat terjadi akibat trauma dan merupakan cedera orthopaedi yang paling sering merenggut nyawa dengan angka kematian setinggi 6–35 persen.

Untuk mencegah kejadian kematian pada pasien fraktur tulang pelvis dan tulang panjang di
tungkai, dokter orthopaedi perlu mengoreksi kelainan bentuk tulang pasien dengan menggunakan alat bantu fiksasi.

Baca juga: Pengmas UI Berikan Buku dan Pelatihan ke Pengelola TBM Bibliofilia di Saguling

Alat dengan modifikasi model C-Clamp invensi Ganz yang selama ini umum digunakan memiliki keterbatasan.

Di antaranya adalah pemasangan tidak praktis, ukuran tidak bisa diatur sehingga sulit digunakan pada pasien dengan lingkar perut besar, serta memiliki harga yang sangat mahal.

Melihat kondisi tersebut Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tergerak.

FKUI pun melahirkan dua inovasi baru, yakni Alat Fiksasi Pelvis Modifikasi C-Clamp dan Alat Fiksasi Eksterna Periartikuler.

Baca juga: Peringkat UI di Dunia Naik, Satu-satunya Kampus di Indonesia Berada di Peringkat 1000 Dunia

Penciptaan dua alat kesehatan tersebut dilatarbelakangi adanya trauma yang merupakan penyebab tertinggi ketiga kematian pada semua kelompok umur di dunia.

Alat Fiksasi Pelvis Modifikasi C-Clamp dan Alat Fiksasi Eksterna Periartikuler diciptakan Guru Besar Orthopaedi dan Traumatologi FKUI–Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT(K).

Ia beserta tim bekerja sama dengan PT Eka Ormed Indonesia memproduksi Alat Fiksasi Pelvis Modifikasi C-Clamp dan Alat Fiksasi Eksterna Periartikuler.

Cara Kerja

Alat Fiksasi Pelvis Modifikasi C-Clamp diciptakan untuk fiksasi patah tulang pelvis bagian posterior yang sering menimbulkan kematian akibat kehilangan banyak darah.

Cara kerja alat ini adalah dengan pemberian fiksasi dari dua buah paku kanan dan kiri di daerah tulang pelvis.

Produk ini memiliki keunggulan pada pemasangan yang cepat dan manual atau tanpa membutuhkan alat bantu khusus.

Guru Besar Orthopaedi dan Traumatologi FKUI–Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT(K)
Guru Besar Orthopaedi dan Traumatologi FKUI–Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT(K) (Humas dan KIP UI)

Selain itu, alat ini bersifat fleksibel karena ketinggian dan lebarnya dapat diatur sesuai bentuk atau ukuran badan pasien, serta memiliki harga yang terjangkau.

Ide pemecahan masalah ini menggunakan beberapa konsep di mekanika struktur dan
pengembangan konsep produk dari referensi dan produk yang ada.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved