Berita Viral

Heboh Panglima TNI Perintah Prajurit Piting Demonstran Rempang, Kapuspen: Maksudnya Merangkul

TNI jelaskan kata piting yang diintruksikan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono saat memerintahkan prajurit atasi kasus konflik Pulau Rempang.

Editor: Desy Selviany
Warta Kota/Yulianto
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono (kiri) dengan didampingi Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali (kanan) saat memberikan sambutan dalam acara Admiral Inspection di perairan Teluk Jakarta, Rabu (28/12/2022). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - TNI jelaskan maksud kata piting yang diintruksikan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono saat memerintahkan prajurit atasi kasus konflik Pulau Rempang.

Diketahui beberapa hari terakhir ini beredar video viral Panglima TNI menyampaikan instruksi kepada komandan satuan bawahan terkait penanganan demo massa di wilayah Rempang, Kepulauan Riau.

Video ini menjadi viral di masyarakat karena terdapat pernyataan Panglima yang memerintahkan prajuritnya untuk memiting masyarakat yang melakukan demonstrasi.

Dalam video Panglima TNI juga memerintahkan prajuritnya untuk piting para demonstran.

Dikutip dari Puspen TNI pada Senin (18/9/2023) Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono mengatakan bahwa ada salah pemahaman dari masyarakat atas pernyataan tersebut, karena konteksnya berbeda.

Pada saat itu, Panglima TNI hanya menjelaskan bahwa demo tersebut sudah mengarah ke arah anarkisme yang bisa membahayakan aparat dan masyarakat.

"Sehingga meminta agar masing-masing pihak untuk manahan diri," ujar Kapuspen TNI.

Lebih lanjut Kapuspen TNI menyampaikan bahwa Panglima TNI menginstruksikan kepada Komandan Satuan untuk melarang prajurit menggunakan alat atau senjata, dalam mengamankan aksi demo Rempang.

Hal tersebut untuk menghindari korban, sehingga lebih baik menurunkan prajurit lebih banyak dari pada menggunakan peralatan yang bisa mematikan.

Baca juga: Panglima Pajaji Tegur Keras Panglima TNI Soal Piting Rakyat Rempang: Anda itu Lahir dari Masyarakat!

"Panglima mengatakan, jangan memakai senjata, tapi turunkan personel untuk mengamankan demo itu," ujarnya.

Kata Kapuspen, terkait bahasa piting memiting itu sebenarnya hanya bahasa prajurit, karena disampaikan di forum prajurit, yang berarti setiap prajurit "merangkul" satu masyarakat agar terhindar dari bentrokan.

"Kadang-kadang bahasa prajurit itu suka disalah artikan oleh masyarakat yang mungkin tidak terbiasa dengan gaya bicara prajurit," sambungnya.

Namun Laksda Julius memahami adanya kesalahan tafsir ini, Panglima TNI sangat tidak berharap kebrutalan dilawan dengan kebrutalan, sudah cukup menjadi pembelajaran banyaknya korban di kedua belah pihak baik aparat atau masyarakat akibat konflik ini.

"Perlu diingat dengan konflik ini, maka kerugian pasti diterima oleh aparat dan masyarakat Indonesia sendiri," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved