Berita Nasional

Ganjar Ungkap Pernah Tangani Kasus Trafficking Warga NTT saat Menjabat sebagai Gubernur Jateng

Ganjar Pranowo berpengalaman untuk mencegah trafficking atau tindak pidana perdagangan orang. Itu pernah dilakukan saat menjabat Gubernur Jateng

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Rusna Djanur Buana
Wartakotalive.com/fitriyandi al fajri
Bacapres dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo dalam Forum Alumni Perguruan Tinggi se-Indonesia bertajuk ‘Ganjar Jawab Tantangan Masa Depan Indonesia’ di The Ballroom XXI Djakarta Theater, Jakarta Pusat pada Ahad (17/9/2023). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA --Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo mengaku pernah membantu penanganan kasus trafficking atau tindak pidana perdagangan orang (TPPO) saat masih menjabat Gubernur Jawa Tengah.

Korban TPPO adalah warga asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang sedang menjalani pelatihan di Jawa Tengah.

Hal itu dikatakan Ganjar saat menyapa peserta asal Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi NTT, dalam Forum Alumni Perguruan Tinggi se-Indonesia bertajuk ‘Ganjar Jawab Tantangan Masa Depan Indonesia’ di The Ballroom XXI Djakarta Theater, Jakarta Pusat pada Ahad (17/9/2023).

Baca juga: Gaji Guru Bakal Disetarakan dengan Karyawan BUMN, Ganjar Pranowo: Kita Harus Segera Program

Ganjar menyoroti akses pendidikan yang selama ini didapat warga setempat. Akses pendidikan yang kurang, menjadi salah satu faktor adanya kasus TPPO tersebut.

“Maaf dengan segala hormat, saya pernah menangani trafficking dari NTT mau dibawa ke Batam dan pelatihannya di Jawa Tengah,” ujar Ganjar.

Kepada Pemprov Jateng, kata Ganjar, perusahaan penyalur tenaga kerja itu berdalih sedang melatih warga NTT untuk mendapatkan pekerjaan. Namun saat ditelusuri lebih lanjut, mereka hendak dijual ke daerah lain lewat Batam.

Baca juga: Bukan Hanya Soal Cawapres, Ini Sejarah Kedekataan Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil

“Alasannya apa Bapak-Ibu? Dia sedang dilatih, tidak! Dia mau dijual, ketangkap lalu saya datangi dan dimasukan ke dalam shelter dan saya tanya satu per satu, semua karena (minimnya) akses pendidikan, maaf mereka tidak sekolah,” imbuhnya.

Ganjar merasa prihatin dengan masalah ini. Padahal yang dia tahu, orang NTT memiliki ketekunan dan keahlian yang sangat baik jika fokus pada bidang tersebut.

“Padahal orang NTT ini (hebat), biasanya jadi wartawan hebat, jadi pastor dan pendeta hebat, atau jadi guru dan ekonom,” paparnya. 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved