Pembunuhan Mahasiswa UI

Mahasiswa UI Bunuh Juniornya Setelah Terinspirasi Film Gengster Narkoba di Meksiko Berjudul Narcos

Altafasalya Ardnika Basya mengaku bahwa dirinya mengaku nekat membunuh Naufal, karena terjerat utang pinjol, karena rugi saat berinvestasi kripto.

Penulis: Hironimus Rama | Editor: Sigit Nugroho
TribunnewsDepok/Hironimus Rama
Altafasalya Ardnika Basya (baju tahanan oranye), pelaku pembunuhan sesama mahasiswa UI, saat konferensi pers di Mapolres Metro Depok, Sabtu (5/8/2023). 

WARTAKOTALIVE.COM, PANCORAN MAS - Polres Metro Depok menangkap Altafasalya Ardnika Basya (23) karena telah membunuh mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia Jurusan Sastra Rusia, Muhammad Naufal Zidan (19), di Depok, Rabu (2/8/2023).

Altafasalya Ardnika Basya mengaku bahwa dirinya mengaku nekat membunuh Naufal, karena terjerat utang pinjol.

Utang itu didapatkan karena kerugian dari investasi kripto.

"Kerugian dari investasi crypto sebesar Rp 80 juta, tetapi utang saya hanya Rp 15 juta, termasuk utang ke teman-teman," kata Altafasalya Ardnika Basya di Mapolres Metro Depok, Sabtu (5/8/2023).

Altafasalya Ardnika Basya barujar bahwa dirinya berutang ke korban sebesar Rp 200.000, namun utang itu sudah dilunasi.

"Saya baru mengambil pinjaman online (pinjol) pada akhir bulan lalu. Jumlahnya Rp 3 juta dan jatuh tempo bulan depan," ujar Altafasalya Ardnika Basya.

Sebenarnya orangtua Alta sudah membantu Alta membayar sebagian utangnya, namun tidak seluruh utang itu lunas dibayar.

Baca juga: Jadi Korban Pembunuhan, Mahasiswa UI Naufal Zidan Gagal Wujudkan Cita-citanya Meraih Gelar Doktor

Karena itu, dia bertekad untuk menyelesaikan masalah utang itu sendirian.

"Saya tidak enak kalau minta ke orangtua terus," ucap Altafasalya Ardnika Basya.

Altafasalya Ardnika Basya mengaku berusaha menyelesaikan masalah ini dengan berbagai cara, termasuk cara terakhir yang merugikan banyak orang.

"Saya sudah hopeless (tidak ada harapan). Saya sudah tidak menemukan jalan terang untuk menyelesaikan masalah saya sendiri hingga peristiwa pembunuhan terjadi," papar Altafasalya Ardnika Basya.

Altafasalya Ardnika Basya menegaskan tidak mempunyai masalah pribadi atau dendam dengan korban.

"Karena saya sudah putus asa. Itu rencana (membunuh dan merampok-Red) muncul saat saya menngantari korban pulang ke kosnya di hari Rabu (2/8/2023)," jelas Altafasalya Ardnika Basya.

Altafasalya Ardnika Basya mendapatkan inspirasi untuk membunuh korban setelah menonton film Narcos, sebuah film tentang perang gengster Narkoba di Meksiko tahun 1980-an.

"Saya tusuk berkali-kali karena korban melawan. Saya sudah berusaha memberi kesempatan kepada korban untuk  melawan dan membunuh saya juga biar kami berdua mati," ungkap mahasiswa Jurusan Sastra Rusia Fakultas Ilmu Budaya UI itu.

Baca juga: Ini Motif Pembunuhan Mahasiswa UI, Pelaku Rugi Investasi Kripto Sebesar Rp 80 Juta & Terjerat Pinjol

Setelah membunuh korban, Altafasalya Ardnika Basya pulang ke kos dengan membawa barang-barang korban berupa iPhone dan Macbook.

Namun setelah pembunuhan itu, Altafasalya Ardnika Basya mengaku batinnya tidak tenang.

Dia  merasa dikejar bayang-bayang korban.

"Saya percaya mimpi adalah pratanda. Beberapa waktu lalu saya mimpi ditangkap. Setelah kejadian, saya mimpi dibunuh korban dan disaksikan banyak orang," tutur Altafasalya Ardnika Basya.

Dengan kondisi batin seperti ini, Altafasalya Ardnika Basya pun tinggal ke kos dan menunggu ditangkap polisi.

"Saya mengikuti prosedur dengan kooperatif. Saya akan menjalankan hukuman dan menerima konsekuensinya," tutur Altafasalya Ardnika Basya.

Baca juga: Jadi Korban Pembunuhan, Mahasiswa UI Naufal Zidan Gagal Wujudkan Cita-citanya Meraih Gelar Doktor

Rugi Investasi Kripto

Sementara itu, Wakasat Reskrim Polres Metro Depok AKP Nirwan Pohan mengatakan bahwa mengatakan bahwa pelaku belajar membunuh dari Youtube.

"Pengakuan pelaku, sempat belajar cara membunuh yang cepat dari Youtube. Di Youtube, dia lihat jantung yang menjadi sasaran pertama," kata Nirwan.

Motifnya, karena pelaku mengalami kerugian dalam investasi kripto.

"Dia bermain investasi online kripto dan mengalami banyak kerugian. Pengakuannya rugi Rp 80 juta. Lalu dia terjerat banyak utang, termasuk pinjol," ujar Nirwan.

Tak hanya itu, pelaku juga berutang kepada korban tetapi sudah dikembalikan.

"Utang ke korban kecil, hanya Rp 200.000," ucap Nirwan.

Lalu, pelaku mengincar harta benda korban untuk membayar utang-utangnya.

"Setelah pulang kuliah pada Rabu (2/8/2023), pelaku main ke kosan korban. Saat mau pulang, dia pura-pura pamit. Ketika korban hendak menutup pintu, pelaku menendang korban lalu menusukkan pisau ke dadanya," tutur Nirwan.

Baca juga: Iri Pada Kekayaan dan Terjerat Pinjol, Mahasiswa UI Bunuh Junior Ingin Kuasai iPhone dan Laptop

Menurut pengakuan pelaku, korban sempat melakukan perlawanan dengan mengigit jari tangan pelaku.

Tetapi, pelaku mendorong ke dalam sehingga korban terpental ke belakang.

"Cincin pelaku tertinggal di kerongkongan korban. Lalu pelaku menusuk korban hingga tewas," imbuhnya.

Pada keesokan harinya, Kamis (3/8/2023), pelaku membeli plastik hitam dan kapur barus untuk menghilangkan bau amis di kamar korban 

"Pelaku datang lagi untuk membersihkan kos. Dia mengikat tangan dan kaki korban dengan lakban lalu memasukkannya ke plastik kantong hitam. Setelah itu jenazah korban diikat lagi seperti pocong dan disimpan di kolong tempat tidur," ungkap Nirwan.

Nirwan menambahkan bahwa pelaku sebenarnya ingin menguburkan korban. Namun dia bingung bagaimana cara mengeluarkan korban dari dalam kos.

"Akhirnya dia pulang ke kosnya dan berkeliaran seperti biasa," imbuhnya.

Sementara itu, orangtua korban tidak bisa menghubungi HP anaknya sejak Rabu (2/8/2023) malam.

"Orangtua korban lalu menghubungi paman korban yang ada di Cempaka Putih supaya mengecek ke kosan. Saat dicek pada Jumat (4/8/2923), ternyata kosan terkunci. Lalu paman korban meminta pada penjaga kos untuk dibukakan," jelas Nirwan.

Setelah kamar dibuka,  paman korban melihat kamar berantakan.

Lalu dia melihat ada bungkusan di kolong tempat tidur dan saat ditarik ternyata ada kaki manusia.

"Paman korban kaget lalu lari keluar dan langsung lapor ke Polsek Beji. Polsek lalu melanjutkan laporan ke piket Reskrim Polres Metro Depok," terangnya.

Polisi kemudian melakukan olah TKP dan menangkap tersangka di kosannya.

"Pelaku ditangkap pada Jumat 4/8/2023) pukul 13.00 WIB. Saat penangkapan, pelaku tidak melakukan perlawanan. Dia diam saja dan kooperatif," tandas Nirwan.

BERITA VIDEO: FULL Pengakuan Pelaku Pembunuhan Mahasiswa UI, Terjerat Pinjol dan Rugi Kripto

Bercita-cita Jadi Doktor

Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia Jurusan Sastra Rusia, Muhammad Naufal Zidan (19), jadi korban pembunuhan seniornya di Depok, Rabu (2/8/2023).

Diketahui belakangan bahwa Naufal ternyata memiliki cita-cita yang tinggi, yaitu ingin melanjutkan sekolah ke Rusia untuk meraih titel doktor.

Demikian dikatakan paman Naufal, Faiz Rafsanjani (36), di Mapolres Metro Depok, Sabtu (5/8/2023).

"Mimpi besar almarhum itu ingin jadi doktor, agar bisa membawa semua keluarga lebih sukses dari dia. Apalagi dia menjadi contoh dalam keluarga," kata Faiz.

Faiz mengaku dekat dengan ayah korban, sehingga tahu harapan keluarga terhadap Naufal.

"Keluarga berharap almarhum bisa meraih gelar diktor sehingga bisa bermanfaat bagi dirinya dan keluarga," ujar Faiz.

Hal senada dikatakan Muchtar Fathoni, keluarga dari pihak ibu Naufal.

Fathroni mengungkapkan Naufal memang ingin sekali melanjutkan studi di luar negeri.

"Dia ingin mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah ke Rusia," kata Fathoni.

Fathoni menjelaskan korban mengambil kuliah di FIB Bahasa Rusia karena sudah belajar bahasa Rusia sejak SMA dia.

"Bisa dibilang dia yang lebih menguasai bahasa Rusia dari pada teman-temannya di kampus. Karena itu, dia ingin kuliah hingga strata 3 (S3) di Rusia," tutur Fathoni.

Sebagai informasi, Naufal tewas ditangan kakak tingkatnya  di UI, Altafasalya Ardnika Basya (23).

Pembunuhan ini terjadi di Kos Apik Zire, Jl. Palakali, RT 007/005 Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok, pada Selasa (2/8/2023).

Sementara pelaku Altafasalya Ardnika Basya (23) ditangkap polisi pada Jumat (4/8/2023).

Jenazah korban sudah diotopsi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati dan sudah dibawa ke Lumajang, Jawa Timur, untuk dilakukan pemakaman.

Fathoni mengaku pihak UI sudah datang untuk melihat kondisi korban setelah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat jati.

"Semua dilaksanakan sesuai dengan prosedur. Alhamdulillah, pihak UI bisa bekerja sama dengan baik. Semua biaya ditanggung oleh pihak UI sampai dengan pengantaran jenazah dari Jakarta ke Lumajang, Jawa Timur," tandasnya.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun depok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved