Jokowi Peringatkan Waspada El Nino yang Bisa Buat Krisis Pangan

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Presiden Jokowi meminta para kepala daerah mempersiapkan fenomena El Nino di Indonesia yang bisa mengganggu stok pangan.

Jokowi menyebut bahwa diperkirakan fenomena El Nino akan dimulai pada bulan Agustus 2023 mendatang.

Maka kata Jokowi, ia meminta para kepala daerah apabila mempunyai anggaran maka harus mengalokasikannya untuk bantuan sembako di masyarakat.

“Kedua kalau punya anggaran bantuan sembako di masyarakat harus diperkuat, diperbanyak karena kita hadapi El Nino yang tidak bisa kita hitung karena menyangkut iklim jadi harus didahului,” pesan Jokowi seperti dikutip Sekretariat Presiden Senin (24/7/2023).

Jokowi mengaku sudah mengantongi data daerah mana yang memerlukan bantuan sembako dan tidak untuk persiapan fenomena iklim El Nino.

Diharapkan kata Jokowi, apabila mempersiapkan stok pangan berlebih maka Indonesia tidak kaget saat bencana tersebut terjadi.

Sebab fenomena El Nino selain bisa mengganggu kesehatan juga bisa mengganggu ketersediaan pangan.

Diperkirakan fenomena El Nino akan terjadi pada Agustus 2023 mendatang.

“Karena panasnya bisa ganggu kesehatan dan pangan bisa terganggu kalau terjadi, diperkirakan agustus dimulai,” jelas Jokowi.

Baca juga: VIDEO Ganjar Siapkan Mitigasi Hadapi Resiko El Nino, Cadangan Pangan hingga Dana Desa

Saat ini kata Jokowi, negara-negara di Asia juga sudah mempersiapkan stok pangan untuk menghadapi fenomena El Nino.

Misalnya saja India dan Vietnam yang sudah stop beras untuk persediaan pangan selama El Nino terjadi.

“Kita berharap kejadian tidak terjadi di negara kita jadi semua harus dipersiapkan,” pungkasnya.

Diketahui El Nino adalah salah satu fenomena terkait Suhu Muka Laut (SML) yang terjadi di Samudera Pasifik.

Fenomena El Nino ini mampu memicu dampak terhadap cuaca di wilayah yang terdampak. Termasuk wilayah Indonesia yang tak jarang terdampak oleh El Nino.

pengertian El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur.

Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah sekitarnya, termasuk seperti di Indonesia.

Di Indonesia secara umum dampak dari El Nino adalah kondisi kering dan berkurangnya curah hujan.