Hari Lingkungan Hirup

Eco Enzym Siswa SD Tarakanita Warnai Festival Peduli Sampah Nasional

Puluhan siswa SD Tarakanita mengikuti Festival Peduli Sampah Nasional yang dibuka Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.

istimewa
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bersama siswa SD Tarakanita pada Festival Peduli Sampah Nasional yang digelar di Manggala Wanabakti, Jakarta, 13-16 Juni 2023. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Eco enzym, produk bermanfaat hasil olahan sampah kulit buah yang dibuat siswa SD Tarakanita mewarnai kegiatan Festival Peduli Sampah Nasional yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Manggala Wanabakti, Jakarta, 13-16 Juni 2023.

Festival dibuka Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Selasa (13/6/2023).

Dalam sambutannya, Siti mengungkapkan keprihatinan akan tingkat polusi plastik yang meningkat dengan cepat dan menjadi masalah lingkungan global serius yang berdampak negatif pada dimensi lingkungan, sosial  ekonomi, dan kesehatan.

Menurutnya, apabila tidak ada tindakan yang berart, dalam skenario bisnis seperti biasa dan tanpa adanya intervensi yang diperlukan, maka menurut UNEP jumlah sampah plastik yang masuk ke ekosistem akuatik dapat meningkat hampir tiga kali lipat.

Jumlahnya sekitar 9-14 juta ton per tahun pada tahun 2016 menjadi 23–37 juta ton per tahun pada tahun 2040.

”Kita, Indonesia terus mengikuti perkembangan ini dengan berbagai langkah dan kebijakan yang diambil pemerintah serta langkah kerja lapangan yang digerakkan oleh masyarakat para tokoh dan aktivis serta pelaku kerja persampahan di lapangan. Usaha yang saya tahu persis sejak tahun 2015, hingga sekarang yang tidak mudah kita lakukan,” tuturnya. 

Puluhan siswa SD Tarakanita mengikuti festival yang  digelar hingga  Sabtu (16/6/2023).

Festival digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan (KLHK) untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2023.

Acara ini diikuti berbagai elemen baik dari Kementerian, pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota, perusahaanyang bergerak dibidang pengelolaan sampah dan limbah, komunitas lingkungan hidup dan yayasan pendidikan, termasuk Yayasan Tarakanita.

Berbagai kegiatan menarik mengisi festival, mulai dari talkshow, pameran, workshop, dan demo terkait pengelolaan sampah.

SD Tarakanita

Dari sekian banyak peserta pameran, ada yang menarik dengan kehadiran booth Yayasan Tarakanita.

Para siswa SD menampilkan hasil karya dari SD Tarakanita 3, SD Tarakanita 2 dan SD Tarakanita 1.

Karya siswa ini merupakan hasil pembiasaan sehari-hari di sekolah yaitu memilah  sampah dan mengolah sampah organiknya  menjadi kompos dan membuat pestisida alami dari cabe dan bawang yang sudah busuk atau kering.  

Selain itu, para siswa secara rutin mengolah sampah kulit buah menjadi Eco Enzyme dan memanfaatkannya untuk disenfektan, kebersihan lantai, toilet dan memupuk tanaman yang ada di sekolah.

Siswa SD Tarakanita menunjukkan eco enzym yang mereka buat kepada pengunjung.
Siswa SD Tarakanita menunjukkan eco enzym yang mereka buat kepada pengunjung. (istimewa)

Beberapa produk turunan dari Eco Enzyme juga ditampilkan dalam Booth Yayasan Tarakanita antara lain: Sabun cair, karbol, ampas  terapi eco enzyme dan bedak dingin untuk masker.

Yayasan Tarakanita di Indonesia mengelola 60 sekolah yang terdiri dari TK, SD, SMP, SMA dan SMK di tujuh wilayah (Jakarta, Tangerang, Bengkulu, Lahat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Surabaya).

Lembaga ini sangat konsen pada nilai Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (KPKC) yang strategi perwujudannya dengan melaksanakan Tujuh Gerakan Pembiasaan Karakter Tarakanita yaitu;  Pantikfoam, Galon Kejujuran, Pengelolaan Sampah, Cinta Lingkungan, Budaya kasih, Bebas dari Narkoba dan Rokok dan Science Fair Project. Gerakan pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan ini diharapkan akan membentuk pribadi yang peduli dan cinta lingkungan sejak dini untuk menyelamatkan bumi. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved