Sejarah Jakarta
Sejarah Jakarta, Vihara Amurva Bhumi Diapit Gedung Pencakar Langit Memiliki Kisah Toleransi
Diapit bangunan pencakar langit, Vihara Amurva Bhumi di Jl. Prof.Dr.Satrio masih berdiri kokoh. Vihara ratusan tahun itu punya banyak sejarah Jakarta
Penulis: Desy Selviany | Editor: Desy Selviany
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Diapit bangunan pencakar langit, Vihara Amurva Bhumi di Jl. Prof.Dr.Satrio No.2, Setiabudi, Jakarta Selatan masih berdiri kokoh. Vihara berusia ratusan tahun itu punya banyak sejarah Jakarta.
Vihara Amurva Bhumi memiliki keindahan bentuk bangunan dengan sentuhan khas arsitektur negeri Tiongkok.
Sejarah resmi berdirinya Vihara Amurva Bhumi atau Klenteng Hok Tek Tjeng Sin hingga kini belum diketahui secara jelas. Usianya diprediksi sudah ratusan tahun.
Dalam sejarah Vihara Amurva Bhumi, Vihara yang berdiri selama ratusan tahun ini tercatat dipugar kali pertama pada tahun 1984.
Tidak ada yang tahu pasti kapan Vihara Amurva Bhumi dibangun, namun kemungkinan bangunan ini dibangun berbarengan dengan Masjid Hidayatullah yang letaknya di belakang vihara.
Konon umurnya vihara tersebut belum ada seratus tahun, tetapi ada juga yang meyakini lebih dari 100 tahun.
Sebab pengurus vihara bernama Khuchel yang kini berusia 65 tahun mengatakan, vihara itu sudah ada sebelum kakeknya lahir.
Dalam sejarah Vihara Amurva Bhumi, daerah Jalan Prof Dr Satrio dulunya rawa-rawa. Suatu ketika entah kenapa seorang pemuda menemukan semacam gundukan di lokasi yang sekarang jadi tempat berdirinya kelenteng ini
Ketika menemukan gundukan itu, pemuda itu tanpa sengaja menemukan semacam batu nisan, yang ada tulisannya Hok Tek Tjeng Sin, lantas dibersihkanlah batu itu dan dirawat lokasi itu.
Selama merawat lokasi itu, pemuda tersebut merasa mendapatkan keberkahan, hingga tanpa terasa banyak orang turut berdoa di sini, hingga sekarang.
Vihara Amurva Bhumi juga memiliki kisah toleransi keberagaman hidup di Jakarta yang sudah berlangsung selama ratusan tahun.
Dulunya tengah pemukiman kawasan Jalan Prof Dr Satrio, berdirilah sebuah masjid bergaya tionghoa bernama Masjid Hidayatullah.
Diketahui Masjid Hidayatullah berdiri sejak tahun 1743.
Kemudian dibuat juga sebuah vihara yang terletak di belakangnya bernama Hok Tek Tjeng Sin atau Vihara Amurva Bhumi.
"Dulu kita sesama muslim bersaudara. Jadi umat muslim buat masjid kami buat kelenteng. Jarak masjid dan kelenteng kalau lewat belakang itu kurang dari 200 meter," jelas Khuchel dikutip dari Wartakotalive.com.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.