Viral Media Sosial

Jokowi dan Keluarga Nyaris Makan Buah Berformalin, Ini Dampak Terburuk Bila Masuk ke Dalam Tubuh

Jokowi dan Keluarga Nyaris Makan Buah Berformalin, Ini Dampaknya Bila Masuk ke Dalam Tubuh. Satu di Antaranya Menyebabkan Kanker Mulit dan tenggorokan

Penulis: Dwi Rizki | Editor: Dwi Rizki
Biro Pers Setpres
Presiden Joko Widodo mengajak keluarga mengunjungi Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada Sabtu (22/4/2023) 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Presiden Jokowi nyaris menyantap makanan yang mengandung formalin.

Hal tersebut terjadi saat Jokowi tengah berada di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk melihat persiapan KTT ASEAN.

Tim Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM) Maggarai Barat melakukan uji sampel buah-buahan yang akan disajikan kepada Jokowi dan keluarga.

Dalam pemeriksaan dengan menggunakan tes kit itu, petugas menemukan buah mengandung formalin.

Terkait hal tersebut, Dr Muslim Kasim lewat status instagranmnya @dr.muslimkasim pada Minggu (30/4/2023), menjelaskan tentang bahaya formalin apabila masuk ke dalam tubuh.

Dijelaskannya terdapat sejumlah gangguan apabila makanan dengan kandungan formalin tinggi masuk ke dalam tubuh.

Mulai dari gangguan pencernaan, gangguan pernafasan hingga  

Berikut ini adalah beberapa dampak negatif makanan berformalin tinggi bagi kesehatan tubuh:

Gangguan Pencernaan

Makanan berformalin dapat menyebabkan mual, muntah, dan nyeri perut. Selain itu, gejala yang cukup berat juga dapat muncul, yaitu ulkus (luka di lambung.)

Gangguan Pernapasan

Bahaya makanan berformalin bagi saluran pernapasan adalah dapat menyebabkan iritasi, mulai dari iritasi hidung hingga tenggorok.

Alergi

Paparan formaldehida terhadap tubuh juga dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh kita.

"Formalin juga bisa sebabkan gangguan pada persarafan berupa susah tidur, sensitif, mudah lupa, dan sulit berkonsentrasi. Pada perempuan bisa menyebabkan gangguan menstruasi dan infertilitas," jelas Muslim.

"Paparan formalin jangka panjang juga dapat menyebabkan kanker mulut dan tenggorokan," bebernya.

Jokowi dan Keluarga Nyaris Makan Buah Berformalin

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya dilaporkan hampir memakan buah yang mengandung formalin di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Insiden itu terjadi saat Kepala Negara mengajak keluarganya berlibur pada Sabtu pekan lalu (22/4/2023), hingga Selasa (25/4/2023).

Selain liburan, presiden juga meninjau kesiapan venue jelang KTT Asean, yang akan berlangsung pada 9-11 Mei mendatang.

Di tengah liburan itulah, muncul laporan bahwa Jokowi nyaris menyantap makanan jenis buah yang mengandung formalin.

Makanan tersebut diperoleh dari salah satu tempat makan yang berada di Labuan Bajo.

Adalah tim Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM) yang melakukan uji sampel panganan, dan menemukan kandungan itu.

Kepala Loka POM Manggarai Barat, Andirusmin Nuryadin menjelaskan, makanan itu belum dimakan Jokowi dan keluarga karena sudah dipisahkan petugas.

Andirusmin menegaskan, semua makanan yang dimakan Kepala Negara dan rombongan selama di Labuan Bajo aman, dan tidak mengandung bahan berbahaya.

"Ditemukan tiga jam sebelum jam makan Bapak Presiden, sehingga bahan yang mengandung formalin itu dipisahkan," jelasnya dikutip dari Kompas.com.

"Hanya satu sampel itu yang mengandung formalin, selain itu semuanya aman sampai bapak (Jokowi) pulang," paparnya, Rabu (26/4/2023).

Terkait tempat makan dan jenis bahan yang mengandung formalin itu, Loka POM masih merahasiakannya.

Andirusmin mengatakan, ada Prosedur Operasional Standar (SOP) dalam menghidangkan makanan kepada presiden untuk menghindari bahan berbahaya.

Bahan berbahaya itu antara lain Sianida, Nitrit, Arsen, Timbal, Formalin, Borak, Rhodamin B, dan Methanil Yellow.

"Itu hanya sebatas identifikasi, untuk memastikan apa betul ada kandungan berbahaya harus dilakukan uji lanjut di Balai POM di Kupang untuk memastikan," jelasnya.

"Kalau setara Presiden ketika ada kandungan berbahaya ya untuk amannya tidak usah dihidangkan, begitu SOP nya," tegasnya.

Andirusmin melanjutkan, untuk menguji hidangan tersebut, timnya menggunakan peralatan pengujian cepat (rapid test kit).

Jika dari sampel yang diuji itu ternyata mengandung bahan berbahaya, maka makanan tersebut akan diberikan kepada Paspampres.

"Selanjutnya diserahkan ke Paspampres untuk mengambil tindakan. Kami hanya lakukan pengujian sample," sambungnya.

Baca Berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved