Pilpres 2024

PSI Sambangi Markas Golkar Bahas Koalisi Besar di Pilpres, Grace Natalie: Kami Ketemu Pak Airlangga

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie mengatakan pihaknya hari ini Rabu (12/4/2023) akan datang ke markas Partai Golkar bahas koalisi besar.

|
Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: Valentino Verry
TRIBUNNEWS/FRANSISKUS ADHIYUDA
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie mengatakan pihakya akan mendatangi markas Golkar, Rabu (12/4/2023), untuk membahas koalisi besar di Pilpres 2024. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akan sambangi Partai Golongan Karya (Golkar), Rabu (12/4/2023).

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie mengatakan, kedatangan PSI ke markas Golkar tersebut, akan membahas perihal koalisi besar.

"Kita akan ketemu Golkar. Ketemu dengan Pak Airlangga," ujar Grace di Kantor DPP PSI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (11/4/2023).

PSI memutuskan untuk bergabung dengan koalisi besar yang merupakan gabungan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB:Partai Golkar, PAN, PPP) dan Koalisi Indonesia Raya (KIR: Gerindra dan PKB) di Pemilu 2024.

"Saat ini sudah mulai makin menemukan bentuknya koalisi dari partai pendukung Pak Jokowi, di situ ada KIR, KIB, ada koalisi besar yang terus mencari bentuknya," ucap Grace.

Tanggapan Pengamat

Takut ketinggalan gerbong, PSI memutuskan untuk bergabung dengan koalisi besar yang mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Terima Kedatangan Hary Tanoe di Kantor Partai Golkar, Airlangga Hartanto Singgung Koalisi Besar

Menanggapi hal itu, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menyebut dengan PSI bergabung di koalisi besar bukan hal yang aneh, tetapi hal tersebut sudah bisa ditebak.

"PSI ikut Jokowi, ikut koalisi pemerintah jadi kalau Jokowi dukung Ganjar, dia juga dukung Ganjar itu enggak aneh," ujaranya, Kamis (6/4/2023).

"Lihat saja dulu pas Jokowi dukung Ganjar, PSI dukung Ganjar juga. Saat ini kalau Jokowi merestui KIB dan KIR yang bergabung sebagai koalisi besar, maka saya tidak aneh kalau PSI juga masuk," imbuh Ujang.

"Saya melihat langkah taktis dan pragmatisnya, PSI saja yang memang selalu ingin bersama Jokowi dan ingin ada dalam koalisi pemerintahan, karena kalau dengan PDIP itu enggak cocok berantem terus antara PDIP dan PSI," tambahnya.

Baca juga: Prabowo Solid dengan Koalisi Besar, Megawati Mulai Cemas: Kader PDIP Jangan Tenang-tenang saja!

Menurut Ujang, jika PSI bergabung dengan Koalisi Perubahan juga tidak cocok.

Sebab, Koalisi Perubahan mengusung Anies Baswedan sebagai Calon Presiden (Capres) pada Pilpres 2024 mendatang.

"Kalau dengan Koalisi Perubahan enggak mungkin juga, karena PSI enggak pro Anies. Maka salah satu solusi bagi PSI, ya mendukung KIB dan KIR itu konstruksi politik PSI sangat sederhana sudah bisa dibaca sama saya dari dulu terkait gerakan politik PSI," ucapnya.

Ujang menilai wacana terbentuknya koalisi besar yang di dalamnya terdapat KIB dan KIR karena penolakan PDIP atas kebijakan Presiden Jokowi soal penyelenggaraan Piala Dunia U20 yang berakhir batal di Indonesia.

Baca juga: Prabowo Subianto Dicari Ketum Parpol, Dampak Isu Koalisi Besar dan Elektabilitas Ganjar yang Anjlok

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved