Lebaran

Profesor BRIN Katakan Lebaran 2023 akan Beda Antara Muhammadiyah dan Pemerintah

Kapan Lebaran 2023? Apakah tahun ini Muhammadiyah dan Pemerintah bersama-sama merayakan di tanggal yang sama? 

Warta Kota
Ilustrasi - Peneliti BRIN katakan lebaran 2023 akan ada perbedaan Pemantauan hilal di Kantor Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (3/6) 

WARTAKOTALIVE.COM - Kapan Lebaran 2023? Apakah tahun ini Muhammadiyah dan Pemerintah bersama-sama merayakan di tanggal yang sama? 

Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin mengatakan akan ada perbedaan jadwal Idul Fitri 1444 Hijriah antara pemerintah dan Muhammadiyah.

"Bakal ada perbedaan," ungkap Thomas melalui keterangan tertulis pada Selasa (11/4/2023).

Kompas.com lantas diminta untuk mengutip penjelasan dari website pribadi Thomas.

Berdasarkan keterangan di lamannya, tertulis bahwa Muhammadiyah akan melaksanakan Idul Fitri pada Jumat (21/4/2023) sedangkan Nahdlatul Ulama (NU), Pemerintah, dan Persis pada hari esoknya, Sabtu (22/4/2023).

Baca juga: Kemenhub Waswas Mudik Lebaran dengan Kapal Laut, Adita Irawati: BMKG Sebut Ada Potensi Cuaca Buruk

Perbedaan penetapan jadwal Idul Fitri 1444 H tersebut, kata Thomas, didasari pada perbedaan kriteria pengamatan posisi hilal atau bulan sabit pertama yang muncul setelah maghrib.

"Perbedaan Idul Fitri bukan karena perbedaan metode hisab dan rukyat, tetapi karena perbedaan kriteria," tulisnya.

Kriteria tersebut bisa dilihat pada waktu maghrib tanggal 20 April 2023, hari penghujung bulan Ramadhan 2023, usai terjadi gerhana matahari di siang hari tanggal tersebut.

"Gerhana matahari sebagai kondisi ijtimak atau penghubung memang menunjukkan akhir siklus bulan mengitari bumi. Tetapi itu tidak bisa dijadikan dasar penentuan bulan baru hijriyah. Secara hukum (fikih), dasar penetapan bulan baru Hijriyah harus berdasarkan pengamatan atau posisi bulan saat maghrib," ungkapnya.

Lebih lanjut, Thomas menyebut penentuan kalender untuk Muhammadiyah menggunakan kriteria wujudul hilal atau bulan yang lebih lambat terbenam daripada matahari.

Ia mengatakan, jika menggunakan perhitungan kriteria wujudul hilal, posisi bulan saat maghrib 20 April 2023 telah berada di atas ufuk.

"Atas dasar kriteria tersebut, Muhammadiyah mengumumkan Idul Fitri pada keesokan harinya, yaitu 21 April 2023," tulisnya.

Baca juga: Alasan Kemenperin RI Minta Dilakukan Relaksasi Angkutan Barang Menjelang Hari Raya Idul Fitri

Sedangkan, untuk perhitungan awal Syawal pada kalender NU, Persis, dan Pemerintah, pihaknya menggunakan kriteria baru yang ditetapkan oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Thomas menambahkan, kriteria baru MABIMS mensyaratkan tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Artinya, menurut kriteria visibilitas hilal MABIMS, tidak mungkin terlihat hilal pada waktu maghrib 20 April 2023.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved