Bisnis

Punya Dua Peternakan Sapi Perah di Indonesia, Greenfields Hasilkan 97 Ribu Ton Susu Segar per Tahun

Greenfields Indonesia punya dua peternakan dan pabrik pengolahan susu di Malang dan Blitar mampu produksi susu sapi segar capai 97 ribu ton.

Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Mochamad Dipa Anggara
dok. Greenfields Indonesia
Perjalanan bisnis Greenfileds di Indonesia sejak awal berdiri pada Maret 1997 hingga kini yang telah memiliki dua peternakan sapi perah dan pabrik pengolahan susu terintegrasi di dataran tinggi Malang dan Blitar, yang menjadi rumah bagi lebih dari 19.000 sapi perah jenis Holstein dan Jersey. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Produsen dan manufaktur produk fresh milk pasteurisasi dalam kemasan yakni PT Greenfields Dairy Indonesia (Greenfields Indonesia) genap berusia ke-26 pada tahun ini.

Sejak awal berdiri, perusahaan asli Indonesia melakukan investasi secara utuh dengan membangun peternakan dan pabrik modern berskala internasional, disertai sistem distribusi langsung guna menjamin kualitas dan kesegaran produk-produknya.

CEO Greenfields Indonesia Andre Rompis mengatakan, Greenfields Indonesia yang berdiri pada Maret 1997 ini memiliki dua peternakan dan pabrik pengolahan susu terintegrasi di dataran tinggi Malang dan Blitar, yang menjadi rumah bagi lebih dari 19.000 sapi perah jenis Holstein dan Jersey.

Andre mengklaim bahwa dari kedua peternakan tersebut mampu memproduksi susu sapi segar yang rata-rata tiap tahunnya mencapai 97 ribu ton atau kurang lebih 10 persen dari total produksi produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) 2022.

“Eksistensi dan kontribusi Greenfields Indonesia dipercaya mampu membantu mengatasi sejumlah tantangan industri susu di Indonesia, dimana salah satu yang utama adalah kesulitan untuk memenuhi permintaan konsumsi susu yang selalu meningkat dan jumlahnya jauh di atas hasil produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN). Seperti dikutip data BPS, tercatat pertumbuhan produksi SSDN pada 2022 hanya mencapai 968.980,14 ton,” ujar Andre dalam keterangan resmi, Senin (3/4/2023).

Andre juga menyebutkan, bahwa Greenfields Indonesia menjadi pemimpin pasar dalam kategori fresh milk dengan market share lebih dari 50 persen yang juga menyediakan varian produk olahan susu lain seperti yoghurt dan keju. 

Andre mengungkapkan, Greenfileds Indonesia konsisten menerapkan best practice dairy farming management, seperti pemeliharaan kesehatan rutin hingga penerapan biosecurity yang ketat di kedua peternakan milik Greenfields.

“Kami percaya pentingnya happy cow, karena sapi yang hidup dengan nyaman dapat menghasilkan susu segar berkualitas baik dalam jumlah banyak. Dan tentunya, sapi-sapi di kedua peternakan kami juga terhindar dari wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK),” ucapnya.

Greenfields juga memiliki komitmen ekstra memajukan perekonomian lokal guna mendukung ketahanan pangan nasional dari ketersediaan susu melalui program Kemitraan Sapi Perah Greenfields (KSG) sejak 2007 untuk memacu geliat para peternak sapi perah lokal di sekitar kedua area peternakan.

“Selama 15 tahun, Greenfields telah memberikan dukungan untuk kemajuan peternakan sapi perah lokal melalui penyediaan bantuan manajemen, pakan, kesehatan hewan – termasuk ketika wabah PMK merebak, reproduksi dan pemberian fasilitas kredit dan penyediaan dara bunting untuk peternak lokal,” ungkap Andre.

Impor susu

Sementara, Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Epi Taufik, S.Pt, MVPH, M.Si, IPM mengatakan, pertumbuhan produksi SSDN yang masih sangat lambat berimbas pada tingginya impor susu yang mencapai 80 persen untuk bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Oleh karena itu, sudah seharusnya industri susu dan para peternak bisa bangkit bersama-sama, terlebih pasca wabah PMK yang telah mengurangi 10 persen populasi sapi perah dan menyebabkan penurunan produksi susu sampai 30 persen.

Epi juga menghimbau, di tengah kondisi seperti ini agar para pelaku industri tidak hanya berfokus mengembangkan bisnis tetapi juga menghasilkan produk yang bisa membantu mendukung quality of life dari masyarakat, khususnya produk-produk yang berasal dari susu sapi segar karena secara ilmiah lebih unggul dari segi nutrisi.

“Dalam beroperasi, perusahaan harus memerhatikan seluruh proses mulai dari hulu ke hilir, mulai dari animal welfare (kesejahteraan hewan), traceability, kualitas produk, hingga dampak berkelanjutan yang dihasilkan untuk lingkungan sekitarnya,” pungkasnya.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved