Wisata Jakarta

Wisata Jakarta: Mengenal Pulau Kelor, Peninggalan Belanda di Kepulauan Seribu untuk Mengubur Tahanan

Pulau Kelor di Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kepulauan Seribu merupakan peninggalan sejarah kolonial Belanda. 

Tribun Jakarta
Pulau Kelor di Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kepulauan Seribu merupakan peninggalan sejarah kolonial Belanda.  

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pulau Kelor di Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kepulauan Seribu merupakan peninggalan sejarah kolonial Belanda. 

Pulau Kelor dikenal mempunyai banyak peninggalan sejarah kolonial Belanda yang dulunya digunakan untuk mengubur para tahanan. 

Awalnya diketahui pulau tersebut bernama Pulau Keurkof, yang dalam bahasa Belanda artinya adalah pulau makam.

Hal ini karena Belanda mengubur para tahanannya di pulau ini. Namun semenjak diambil alih pemerintah Indonesia, pulau ini diberi nama Pulau Kelor.

Baca juga: Hadirkan Atraksi Baru, Pemkab Kepulauan Seribu Tanam 256 Meter Persegi Pohon Anggur di Pulau Lancang

Kepala UP Museum Kebaharian Jakarta, Mis Ari mengatakan tiket masuk ke Pulau Kelor perorangan dikenakan tarif Rp 5 ribu untuk dewasa, Rp 3 ribu untuk mahasiswa dan Rp 2 ribu untuk pelajar.

"Untuk kategori rombongan tarif masuknya adalah Rp 3.750 untuk dewasa, Rp 2.250 untuk mahasiswa dan Rp 1.500 untuk pelajar," kata Mis Ari, berdasar keterangan, Sabtu (1/4/2023). 

Untuk mengunjungi Pulau Kelor, para pengunjung bisa bepergian menggunakan KRL hingga Stasiun Rawa Buaya.

Setelah itu bisa transit dengan Mikrotrans Jaklingko JAK 50 dan JAK 80 ke Dermaga Muara Kamal Cengkareng, Jakarta Barat untuk kemudian menyewa kapal kayu nelayan menuju Pulau Kelor.

Baca juga: Wisata Jakarta: Tingkatkan Kunjungan Wisatawan, Bupati Kepulauan Seribu Resmikan Pantai Sunrise

“Semua harga tersebut di luar biaya transportasi. Operasionalnya sendiri buka sejak Senin-Minggu dan selama bulan Ramadan buka mulai pukul 09.00-15.00 WIB,” katanya. 

Sebagai peninggalan kolonial Belanda, pulau ini juga terdapat beberapa bangunan bersejarah.

Antara lain galangan kapal dan benteng yang dibangun VOC untuk menghadapi serangan Portugis di abad ke-17, yaitu Benteng Martello yang masuk ke dalam bangunan cagar budaya.

Berdasarkan data Unit Pengelola (UP) Museum Kebaharian Jakarta, Benteng Martello didirikan sekitar tahun 1850.

Ketika itu yang difungsikan sebagai sistem pertahanan sekaligus benteng pengawas kapal-kapal yang berlabuh.

Namun pada tahun 1883, gelombang pasang gempa dari letusan Gunung Krakatau mengakibatkan sebagian besar struktur benteng porak-poranda dan menyisakan bagian inti benteng.

Selain mengenal sejarah yang ada di pulau ini, para pengunjung juga bisa menjadikan lokasi ini untuk ngabuburit sambil memancing, dengan ditemani pesona keindahan pulau.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved