Upaya PGN Saka Wujudkan Ketahanan Pangan di Bantaran Kali

Bantaran kali yang selama ini identik dengan bangunan kumuh, dimanfaatkan menjadi lahan pertanian urban sebagai sumber pangan alternatif.

Editor: Eko Priyono
Istimewa
PGN Saka, afiliasi dari PGN Subholding Gas Pertamina, bekerja sama dengan LPPM UNNES dan Pemkot Semarang mewujudkan ketahanan pangan melalui pengembangan pertanian urban di bantaran Kali Tenggang di Kelurahan Tambakrejo, Kota Semarang, Jawa Tengah. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Memanfaatkan bantaran kali untuk menyediakan sumber pangan alternatif.

Demikian yang dilakukan Saka Energi Muriah Limited bekerja sama dengan LPPM Universitas Negeri Semarang dan Pemerintah Kota Semarang.

Saka Energi Muriah Limited (SEML) merupakan anak perusahaan PGN Saka, afiliasi dari PGN Subholding Gas Pertamina. SEML mengoperasikan Wilayah Kerja Muriah.

Jumat (31/3/2023) lalu, SEML berkolaborasi dengan LPPM Universitas Negeri Semarang (UNNES) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.

Pihak-pihak ini mengembangkan pertanian urban memanfaatkan lahan di bantaran Kali Tenggang, Kelurahan Tambakrejo, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Erry Affandi, Stakeholders Relations Manager SEML, mengatakan kerja kolaborasi dalam rangka program "Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM)" ini menjadi upaya konkret dalam penyediaan sumber pangan alternatif di Kota Semarang.

Salah satu rangkaian kolaborasi ini ditandai penyerahan tanaman serai oleh Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Hernowo Budi Luhur kepada Lurah Tambakrejo Sukiswo.

Selain itu, dilakukan pelatihan pembuatan pupuk, pembuatan kolam lele, penataan taman, dan green house. Semuanya dikelola Kelompok Tani Tambakrejo.

"Pengembangan pertanian urban di 'Taman Pancasila' ini sekaligus bentuk peran aktif perusahaan dalam membangun bangsa. Kami berkolaborasi dengan aktor-aktor lokal agar program yang dijalankan tidak tumpang tindih, saling mengisi dan melengkapi satu sama lain," kata Erry melalui keterangan pers yang diterima, Sabtu (1/4/2023).

Perwakilan SKK Migas Jabanusa Dimas Pear berharap kolaborasi ini bermanfaat untuk masyarakat.

Menurutnya, pemanfaatkan lahan kosong di bantaran kali menjadi lahan pertanian urban dapat membantu masyarakat menyediakan sumber pangan alternatif, meskipun dalam skala kecil.

"Alih-alih menjadi bangunan kumuh, lahan bantaran kali dapat menjadi lahan sumber pangan sekaligus sarana silaturahmi masyarakat," ujarnya.

Prof Nana Kariada, perwakilan LPPM UNNES menambahkan implementasi kolaborasi pentahelix yang dilakukan di Taman Pancasila, Kelurahan Tambakrejo dapat membantu meningkatkan keberhasilan program pertanian urban.

"Semua pihak mengambil peran masing-masing, baik sektor privat, perguruan tinggi, pemerintah, masyarakat, dan media," katanya.

"Upaya mewujudkan ketahanan pangan masyarakat perkotaan ini secara langsung dapat membantu menekan angka inflasi di Kota Semarang. Dengan adanya sumber-sumber pangan alternatif seperti ini, jadi tidak ada 'panic buying' di masyarakat sehingga dapat menekan angka inflasi," sambung Hernowo.

Sekadar mengingatkan, sejak awal tahun 2023 Pemkot Semarang mengusung inovasi serta merilis program penyediaan pangan alternatif bagi masyarakat seperti "Food Startup Challenge", "Urban Farming Corner", "Rumah Gizi Pelangi Nusantara", dan "Sekolah Berkebun".

Program yang telah dicanangkan melalui RKP 2023 ini diikuti berbagai instansi pemerintahan hingga sekolah negeri di seluruh Kota Semarang.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved