Pemudik Kendaraan Pribadi Diimbau Beristirahat dengan Cukup Sebelum Berkendara

Sebelum menempuh perjalanan jauh, sebaiknya para pengemudi saat arus mudik maupun balik ketika Lebaran Idulfitri 1444 H beristirahat dengan cukup.

Warta Kota/Miftahul Munir
Sebelum menempuh perjalanan jauh, sebaiknya para pengemudi saat arus mudik maupun balik ketika Lebaran Idulfitri 1444 H beristirahat dengan cukup. (Ilustrasi) 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memperkirakan sekitar 80 persen kecelakaan disebabkan oleh kelelahan.

Sebelum menempuh perjalanan jauh, sebaiknya pengemudi saat arus mudik maupun balik ketika Lebaran Idulfitri 1444 H beristirahat dengan cukup.

“Kalau di tengah perjalanan merasa lelah, langsung mencari tempat istirahat terdekat dan beristirahat untuk menghindari risiko kecelakaan,” ujar Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan pada MTI Djoko Setijowarno pada Sabtu (1/4/2023).

Djoko mengatakan, selain itu pengendara juga harus memastikan kesiapan fisiknya sebelum berkendara.

Baca juga: Pos Indonesia Siapkan Tiga Rute untuk Mudik Bersama BUMN, Simak Pendaftaran dan Lokasinya

Jika merasa lelah, pengemudi harus beristirahat, bukan malah meminum suplemen tambahan agar bisa bertahan mengemudi.

“Kondisi itu akan merusak kondisi tubuh. Sebelum menempuh perjalanan jauh, sebaiknya beristirahat dengan cukup. Kalau di tengah perjalanan merasa lelah, langsung mencari tempat istirahat terdekat dan beristirahat untuk menghindari risiko kecelakaan,” ungkap Djoko.

Menurut dia, untuk perjalanan lebih dari delapan jam, disarankan ada dua pengemudi yang bisa bergantian.

Satu pengemudi hanya boleh menyetir secara terus-menerus maksimal selama empat jam.

Baca juga: Sambul Idulfitri, Polda Metro Jaya Gelar Mudik Gratis, Ada 500 Unit Bus dengan Kuota 20 Ribu Orang

“Setelah empat jam, pengemudi wajib istirahat. Jika terburu-buru, perjalanan bisa dilanjutkan dengan pengemudi lain,” ucapnya.

Kebanyakan pengemudi, terutama kendaraan pribadi, mengemudi lebih dari empat jam.

Selain karena tidak tahu bahwa hal itu dilarang, terkadang mereka juga tidak bisa menolak permintaan juragannya supaya bisa cepat sampai. 

“Padahal, sopir itu dikasih tidur 15 menit saja, lalu cuci muka terus melanjutkan perjalanan sudah aman untuk melanjutkan perjalanan,” katanya.

Dia menyarankan, pemerintah menyiapkan fasilitas istirahat yang layak untuk para sopir di sejumlah tempat, misalnya rest area atau tempat istirahat, ataupun tempat wisata.

Jika sopir mendapatkan istirahat yang layak dan berkualitas, risiko kecelakaan lalu lintas yang berakibat fatal bisa ditekan.

Selain memastikan tubuh pengemudi dalam kondisi prima, kondisi kendaraan juga harus dipastikan laik jalan. Tekanan angin dan kondisi ban harus dicek sebelum kendaraan dijalankan.

“Bahan bakar juga dianjurkan diisi penuh sebelum perjalanan. Aktivitas mengantre pengisian bahan bakar juga bisa memicu kelelahan pengemudi,” jelasnya. (faf)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved