Umrah

500 Jemaah Umrah Terlantar di Arab Saudi, Kemenag Akui Kecolongan Alasannya SDM Terbatas

Kemenag) RI mengaku kecolongan terkait kasus ratusan jemaah umrah yang ditipu hingga ditelantarkan di Arab Saudi, baru-baru ini.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Budi Sam Law Malau
Wartakotalive.com/ Ramadhan LQ
Kasubdit Pemantauan dan Pengawasan Ibadah Umrah dan Ibadah Haji Khusus Kementerian Agama, Mujib Roni mengakui pihaknya kecolongan terkait kasus 500 jemaah umrah yang tertipu dan terlantar di Arab Saudi oleh travel 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) RI mengaku kecolongan terkait kasus sekitar 500 jemaah umrah yang ditipu hingga ditelantarkan di Arab Saudi, baru-baru ini.

Ratusan jemaah itu mengikuti travel umrah PT Naila Syafaah Wisata Mandiri.

Tetapi niat suci mereka untuk beribadah harus tercoreng karena perbuatan para tersangka.

Kasubdit Pemantauan dan Pengawasan Ibadah Umrah dan Ibadah Haji Khusus Kemenag RI, Mujib Roni mengaku pihaknya kecolongan dalam sisi pengawasan ketika jemaah berangkat umrah dari Indonesia ke Arab Saudi.

"Kami tidak sepenuhnya bisa melakukan verifikasi, karena apa? Bandara-bandara keberangkatan itu cukup banyak," ujar dia, kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (30/3/2023).

"Tarolah di Soetta (Soekarno-Hatta) saja itu ada dua terminal, yaitu 2 F sama di terminal 3. Kemudian belum lagi nanti di Surabaya, di Makassar," sambung Mujib.

Baca juga: Licik, Penipu Jemaah Umrah Mahfudz Ganti Nama Jadi Abi Hafidz Untuk Sembunyikan Status Residivis

Diakui Mujib, keterbatasan sumber daya dalam melakukan proses pengecekan setiap keberangkatan jemaah membuat pihaknya kecolongan.

"Kami memiliki keterbatasan tenaga yang kami lakukan di bandara Soetta saja yang lain-lain kami belum bisa lakukan," tuturnya.

"Nah untuk di Soetta yang kita lakukan adalah meminta, mengonfirmasi ulang per jamaah jadi hanya tour leadernya saja," lanjut dia.

Baca juga: Pemilik Travel Umrah PT Naila Gunakan Barcode Bekas untuk Tipu dan Telantarkan Jemaah di Arab Saudi

Terkait proses pengawasan, pihaknya hanya memastikan para jemaah telah sesuai dengan jumlahnya.

Termasuk dari sisi maskapai, tiket hingga visa jemaah yang akan dicek.

"Jadi mohon maaf selama ini kami tidak bisa memastikan satu per satu keberangkatan jemaah. Sehingga kemudian kalau itu dipalsukan ya paling biasanya kami hanya menguji sampel saja dari 50 jemaah yang berangkat paling kami hanya random itu antara 2-10 jemaah," ucap Mujib.

"Nah, bisa saja kebetulan kasus Naila memang lolos karena tidak semua itu (dokumen jemaah) dipalsukan. Bisa jadi ada yang 1 sampai 2 yang kebetulan (lolos). Karena (proses pengawasan) random itu datanya benar," sambung dia.

Ditelantarkan

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved