Pakaian Bekas

Bea Cukai Ungkap Bukan saja Pakaian Bekas Impor, Sepatu Bekas kini Marak

Indonesia menjadi pasar potensial peredaran barang bekas seperti pakaian dan sepatu, karena daya beli yang rendah.

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Valentino Verry
Istimewa
Zulkifli Hasan menunjukkan barang bukti pakaian bekas impor ilegal di Tempat Penimbunan Pebaean (TPP) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Cikarang, Kabupaten Bekasi pada Selasa (28/3/2023). Ternyata, banyak juga sepatu bekas. 

WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) berharap setiap pemerintah daerah (pemda) juga berpartisipasi mengawasi distribusi pakaian bekas impor di wilayahnya masing-masing.

Pasalnya, sejumlah pakaian bekas impor selalu diseludupkan melalui jalur tikus, baik jalur laut maupun darat, yang sulit dipantau oleh para penegak hukum.

"Memang Indonesia ini kan, kita ini kepulauan ya. Nah jalan tikusnya banyak di Sumatera, banyak di Jawa, banyak Kalimantan, ada gitu. Nah oleh karena itu tentu apa? Penegak hukum yang depan, tapi tidak akan sukses juga, laut juga luas ya, kan harus (kerja sama) pemerintah daerah, bupati, gubernur, walikota," kata Zulhas saat acara pemusnahan di Tempat Penimbunan Pabean (TPP) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Kawasan Industri Jababeka III, Selasa (28/3/2023).

Sebanyak 7.363 bal pakaian bekas yang diamankan oleh Bareskrim Polri, merupakan bukti terdapat banyak jalur tikus sehingga barang tersebut bisa beredar di pasar domestik.

Baca juga: Musnahkan Barang Bukti, Zulkifli Hasan Bakar 7363 Bal Pakaian Bekas Impor Ilegal Senilai Rp85 Miliar

"Karena ini kan jalan-jalan tikus tuh kecil-kecil ya. Baru dikumpulkan, jadi banyak seperti begini. Kata kuncinya itu kerjasama. Bareng-bareng gitu, tentu para penegak hukum di depan, juga bea cukai, tapi pemerintah daerah, Kementerian Perdagangan dan lain-lain," ungkapnya.

Sementara itu, Dirjen Bea dan Cukai Kemenkeu Askolani menyatakan pihaknya juga mendeteksi sejumlah pakaian bekas yang tiba di pelabuhan didatangkan dari negara-negara tetangga.

"Kalau ditanya pemasukannya, biasanya dari Singapura, Malaysia, Vietnam, atau Thailand, menjadi salah satu titik yang tentunya langkah-langkah penegakkan kita lakukan dengan menggunakan data intelijen kita," kata Askolani.

Baca juga: Presiden Jokowi Larang Bisnis Thrifting, Berikut Penjelasan Bahaya Mengenakan Pakaian Bekas

Modusnya sendiri, importir mengaku bahwa bahwa barang yang terdapat di dalam peti kemas bukan merupakan pakaian bekas. Tak jarang pakaian bekas disisipkan dengan barang impor lainnya.

"Bisa masuk dari Batam ke bawah sampai ke arah Lampung termasuk Riau sampai ke wilayah perbatasan dan pelabuhan besar, kayak tanjung priok, itu dimungkinkan," ujarnya.

"Mereka masuk dengan kontainer, dengan cara membuat manifest yang tidak sesuai dengan ketentuan," imbuhnya.

Ke depannya, bea cukai berkomitmen untuk tak hanya memberantas peredaran pakaian bekas impor saja, namun juga sepatu bekas yang juga banyak ditemukan di pasar domestik.

Pemerintah dan polisi sedang sibuk membasmi perdagangan pakaian bekas, namun situasi di Pasar Senen yang menjadi sentra perdagangan komoditas tersebut, justru normal.
Pemerintah dan polisi sedang sibuk membasmi perdagangan pakaian bekas, namun situasi di Pasar Senen yang menjadi sentra perdagangan komoditas tersebut, justru normal. (warta kota/nuril yatul)

"Nanti minggu depan di Batam, kami dibantu TNI dan Polri ada penangkapan, barangnya sepatu bekas," katanya.

"Nanti akan ada pemusnahan juga di sana. Kami bagi jadwal, sebab tangkapan kami banyak, ada juga sebelumnya pemusnahan di Riau, Belawan dan tempat lain," imbuh Askolani.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved