Pemilu 2024
Cegah Politik Identitas, Bawaslu RI Diskusi dengan Tokoh Agama Samakan Makna Politisasi SARA
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI menggelar diskusi lintas iman bersama tokoh agama di Jakarta, Sabtu (25/3/2023) untuk samakan makna politisasi SARA
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Junianto Hamonangan
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI menggelar diskusi lintas iman bersama para tokoh agama di Jakarta, Sabtu, (25/3/2023).
Hal itu dilakukan dalam rangka melakukan pencegahan Politisasi SARA di Pemilu 2024 mendatang.
Anggota Bawaslu Lolly Suhenty menganggap perlu persamaan makna politisasi SARA dan politik identitas sebagai mitigasi bagi Bawaslu lakukan pencegahan.
"Diharapkan, diskusi kali ini menghasilkan persamaan definisi guna membantu Bawaslu membuat strategi menangkal politisasi SARA dan politik identitas," ucap Lolly melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (25/3/2023).
Baca juga: Bakal Dominasi Pemilih Pemilu 2024, Bawaslu RI Ajak Kaum Zillenial Awasi Konten di Media Sosial
Ia menyebut penyamaan definisi dengan para tokoh agama lintas iman jadi momentum Bawaslu lebih kuat dalam hal pencegahan.
"Ini jadi momentum yang tepat bagi Bawaslu untuk memastikan kita kuat dalam pencegahan. Sebaik-baiknya upaya memastikan kualitas demokrasi kita makin baik, tentu dilihat dari seberapa kita melakukan pencegahan dan menindak jika ada pelanggaran," jelas dia.
Sementara itu, Anggota Bawaslu Totok Hariyono menegaskan, dalam hal menanggulangi politisasi SARA dan politik identitas, Bawaslu lebih mengedepankan konteks pencegahan.
Artinya, akan melakukan teguran-teguran bagi para peserta pemilu untuk tidak melakukan hal yang termasuk dalam kategori pelanggaran.
Baca juga: Respons Bawaslu, Anies Baswedan Sulit Hindari Politik Identitas: Negarawan Tahu Mana yang Buruk
"Kami lakukan pencegahan terlebih dahulu baru penindakan, itu bagian dari konsep pemilu gotong-royong," ungkap dia.
Plh Sekjen Bawaslu La Bayoni menjelaskan tujuan dari diadakannya diskusi tersebut, agar para tokoh agama dapat memunculkan gagasan dalam mewujudkan pemilu damai dan berkualitas.
"Maka berkaca dari hal tersebut, kami (Bawaslu) berinisiatif melakukan FGD," imbuhnya.
Sekadar informasi, diskusi kali ini dihadiri para tokoh dari Muhammadiyah, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Dewan Rohaniwan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI, Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). (m27)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
Sosialisasi Pemilih Pemula di Pemilu 2024, PPK Rengasdengklok Roadshow ke Sekolah |
![]() |
---|
Perludem: Sangat Berbahaya Jika Sistem Pemilu Diputuskan oleh MK |
![]() |
---|
Jokowi Bilang "Ndak Tahu Apa-apa" saat Ditanya AHY soal Manuver Moeldoko Ingin Rebut Demokrat |
![]() |
---|
Bangun Soliditas dan Disiplin, 7 Anggota KPU DKI Jakarta Periode 2023-2028 Ikuti Orientasi Tugas |
![]() |
---|
Pendaftaran Bawaslu Kota/Kabupaten DKI Jakarta Dibuka, Ini Besaran Gajinya |
![]() |
---|