Pilpres 2024

MUI Minta Elit Politik Manfaatkan Ramadan Bersatu, Anies Baswedan: Politik Identitas Sulit Dihindari

MUI memiliki pandangan bulan Ramadan ini menjadi kesempatan elit politik menebar kebaikan, bukan isu politik perpecahan.

Penulis: Valentino Verry | Editor: Valentino Verry
Warta Kota/Alfian Firmansyah
Capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan mengatakan sangat sulit menghindari politik identitas pada sebuah Pilpres atau Pilkada, karena isu itu bisa mencuat jika kandidat berbeda agama. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Capres Anies Baswedan dan MUI tampaknya berbeda dalam menyikapi tahun politik menyambut Pemilu 2024.

Jika MUI ingin elit politik memanfaatkan momentum bulan Ramadan ini dengan menyebar kedamaian dan persatuan, bukan isu perpecahan, sementara Anies mengakui sulit menghindarinya.

Ketua MUI Abdullah Jaidi mengatakan, saat ini bangsa Indonesia telah masuk dalam tahun politik, karena itu bulan Ramadan ini sangat berbeda.

"Di tahun-tahun politik ini agar kita dapat menjadi saling pengertian, tidak menjadikan isu-isu politik perpecahan di antara kita umat dan bangsa Indonesia," ujar Abdullah saat jumpa pers di Gedung Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta, Rabu (22/3/2023).

Abdullah pun menekankan pentingnya persatuan dan mengingatkan persaudaraan di Indonesia kini telah memasuki tahun politik jelang Pemilu 2024.

Tak hanya itu, Abdullah juga menekankan agar umat Islam memanfaatkan bulan Ramadan untuk meningkatkan kesalehan ibadah.

Baca juga: Strategi Politik Identitas Mencuat Jelang Pemilu, Diduga Ada Kelompok Ingin Menguasai NKRI

"Tidak sekadar kita laksanakan ibadah puasa, tapi kesalehan ibadah kita menyantuni saudara-saudara kita yang fakir miskin yang butuh bantuan pada kita. Hendaknya kita dapat berbagi di dalam rizki Allah SWT," ucapnya.

Sebelumnya, Anies Baswedan mengatakan setiap calon yang bersaing di kontes politik akan selalu memiliki identitas, sehingga dia menilai politik identitas tak bisa dihindari.

"Politik identitas itu adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Misalnya calon yang bersaing adalah laki-laki dan perempuan, maka di situ ada identitas gender," ucap Anies di Hotel Shangri-La Surabaya, Jumat (17/3/2023) malam.

Baca juga: Partai Ummat Akan Gunakan Politik Identitas, Hasto Kristiyanto: Berpotensi Memecah Belah Bangsa

Dalam forum diskusi dengan pemimpin dan kepala redaksi media massa yang diselenggarakan Partai NasDem itu, Anies juga menyebut politik identitas bisa terjadi bila ada dua calon yang berbeda suku.

Anies menilai, pada situasi tersebut pendukung kedua kubu bisa berkutat dengan isu perbedaan suku. Ia pun menilai hal tersebut lumrah terjadi di pemilu.

Anies pun mengisahkan soal Pilkada DKI 2017 yang ia sebut persaingan antar pasangan calon dengan latar belakang beda agama.

Baca juga: PAN Dipuji Berhasil Transformasi Jadi Partai Rasional, Tidak Usung Politik Identitas

Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.

"Terjadi pada 2017, calon yang bersaing agamanya berbeda. Maka identitasnya yang terlihat adalah agama. Itu akan terus terjadi selama calonnya punya identitas berbeda, baik gender, suku, maupun agama," lanjutnya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved