Berita Nasional

Dianggap Tampung dan Jual Sampah Negara Lain, Pedagang Thrifting: Keliru dan Dangkal! 

Perwakilan pedagang thrift se-Indonesia membantah anggapan mereka penampung sampah negara lain berupa pakaian bekas impor

Wartakotalive.com/ Nuri Yatul Hikmah
Penjualan pakaian bekas impor atau thrifting di Pasar Senen, Jakarta Pusat. Meski dilarang penjualan thrifting tetap ada di sejumlah wilayah. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Kerap dianggap sebagai pedagang yang menampung sampah dari negara lain berupa pakaian bekas impor, perwakilan pedagang thrift se-Indonesia, Rifai dalam keterangannya menentang hal tersebut. 

Menurut Rifai anggapan itu sangatlah keliru dan dangkal.

Sebab baju-baju bekas dari luar negeri yang masuk ke Indonesia itu masih layak pakai dan memiliki kualitas baik. 

Hal itu disampaikan Rifai dalam keterangan tertulisnya mewakili pedagang pakaian bekas impor atau thrifting se-Indonesia, Rabu (22/3/2023). 

"Indonesia bukan tempat penampungan sampah fashion negara lain. Itu keliru dan sangat dangkal. Faktanya semua pakaian bekas impor yang masuk ke Indonesia adalah pakaian layak pakai dan masih dengan kualitas bagus," ujar Rifai. 

"Karena itu kemudian, anak muda belakangan sangat menggemari thrifting atau mengejar pakaian bekas impor," lanjutnya.

Baca juga: VIDEO: Thrifting di Kampung Bali Tanah Abang, Ada Hermes Cuma Ceban

Rifai menambahkan, Indonesia bukan satu-satunya negara yang menerima pakaian bekas dari negara lain. 

Pasanya, kata Rifai, ada banyak negara yang justru melegalkan bisnis tersebut, bahkan merambah menjadi eksportir dan importir pakaian bekas antar negara.

"Negara tetangga seperti Malaysia misalnya, salah satu importir sekaligus eksportir mengaku memasukkan barang dari Korea Selatan dan Jepang ke Malaysia untuk kemudian diimpor lagi ke berbagai negara di Asia Tenggara seperti ke Thailand, Vietnam dan lainnya," ungkap Rifai. 

Baca juga: Bebby Fey Diejek Punya Ketiak Hitam hingga Jualan Krim Sambil Bisnis Thrifting Sampai Pernah Tertipu

Selain itu, Rifai juga mengangkat contoh negara adikuasa lain yang melakukan hal serupa. 

Seperti United States of America (USA) mengekspor pakaian bekas ke Eropa, Afrika, Haiti dan Caribbean. 

Kemudian, lanjut dia, negara-negara Eropa juga mengekspor pakaian bekas ke Pakistan dan India. Bahkan, salah satu perusahaan di Dubai dengan Nama Second Hand & New Clothing Experts juga mengekspor pakaian bekas ke banyak negara di dunia. 

"Pakaian bekas bukan hanya sampah negara maju atau sejenisnya, tetapi merupakan sebuah komoditi global yang sudah di perjual-belikan dihampir seluruh negara yang ada di dunia," kata Rifai.

"Bahkan banyak negara-negara maju yang kemudian juga mengimpor pakaian bekas dari negara lain. Indonesia bukan satu-satunya negara yang menerima pakaian bekas dari luar," imbuhnya.

Baca juga: Pakaian Bekas Dilarang Sampai Polisi Turun Tangan, Hotman Heran-Sindir Istri Pejabat Tukang Pamer

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved