Pakaian Bekas
Penggerebekan Polisi tak Berpengaruh, Aktivitas Jual-Beli Pakaian Bekas di Pasar Senen Tetap Semarak
Aktivitas perdagangan baju bekas di Paar Senen, Jakarta Pusat, normal, meski baru saja digerebek polisi.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Masyarakat di Jakarta tampaknya sudah tak peduli dengan banyak aturan pemerintah.
Seperti baru-baru ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Polri untuk membasmi pakaian bekas, karena bisa bikin bangkrut industri garmen nasional.
Namun, upaya penegakan hukum itu tak direspons positif oleh masyarakat.
Buktinya, aktivitas perdagangan baju bekas di Pasar Senen, Jakarta Pusat, tetap semarak.
Seperti diketahui, Senin (20/3/2023), penyidik Bareskrim Polri dan personel Polres Metro Jakarta Pusat menggerebek gudang penyimpanan pakaian bekas (thrifting) di Pasar Senen.
Pasalnya, ratusan toko yang berada di lantai 2 Blok III Pasar Senen itu masih beroperasi dan melakukan aktivitas jual-beli seperti biasanya, Selasa (21/3/2023).
Baca juga: Apos Hutagaol Gemar Kenakan Baju Bekas, yang Penting Nyaman dan Diseterika
Pantauan Wartakotalive.com sejumlah pedagang sibuk meneriakkan harga jual termurah untuk menarik pembeli.
Sementara para pembeli nampak berdesakan saat memilih baju bekas yang diinginkannya.
Hal tersebut membuat situasi pasar tambah ramai dan semarak.
Ditambah lagi, tiap-tiap celah jalan yang memisahkan antara satu toko dengan toko lainnya pun ikut dibanjiri pembeli.
Baca juga: Bareskrim Polri Gerebek Gudang Penyimpanan Pakaian Bekas Impor Ilegal di Jakpus dan Bekasi
Kendati begitu, para pedagang tak punya stok pakaian baru lagi untuk dijual. Mereka terlihat memberikan obral murah mulai harga Rp 5.000 agar laku diborong pembeli.
Pasalnya, polisi sudah mengosongkan gudang penyimpanan barang milik bos-bos mereka yang letaknya di lantai 3 Blok III Pasar Senen. Puluhan karung berisi pakaian bekas pun disita polisi.
Tak hanya itu, polisi juga sudah melingkari sejumlah ruko yang jadi gudang itu dengan garis polisi.
Salah satu pedagang thrifting, Iyan Maloho (50) pun mengeluhkan hal tersebut.
