Kabar Duka
Meninggal Dunia, Nomo Koeswoyo Pernah Dipenjara di era Soekarno dan Jadi Kader PDI P di Masa Senja
Selain legenda film Nani Wijaya, legenda musik Indonesia Nomo Koeswoyo meninggal dunia.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Desy Selviany
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Selain legenda film Nani Wijaya, legenda musik Indonesia Nomo Koeswoyo meninggal dunia.
Nomo Koeswoyo sendiri tidak asing di belantara musik Indonesia. Drummer dari group band Koes Plus bersaudara itu puluhan tahun berkecimpung di dunia musik Indonesia.
Nomo Koeswoyo mengawali kariernya di dunia musik bersama Koes Bersaudara yang dulunya bernama Kus Borther pada 1958 silam.
Di band tersebut, Nomo Koeswoyo menjadi drummer. Selama menjadi personel band Koes Plus, Nomo Koeswoyo pernah menjadi sorotan usai menyerahkan diri ke Polisi lantaran dianggap mirip dengan bintang rock ke barat-baratan.
Saat itu, Nomo Koeswoyo menyerahkan diri ke Polisi lantaransaudara-saudara lainnya masuk penjara karena dinilai membawakan lagu kebarat-baratan di era orde lama Soekarno.
Saat itu, Nomo sebenarnya tak kena ciduk karena berada di tempat lain. Namun ia legowo menyusul saudara-saudara lainnya.
Hal itu kata anak Nomo Koeswoyo lantaran pria berambut gondrong itu memiliki rasa cinta kasih yang besar terhadap keluarganya.
Di usia senjanya, beberapa kali Nomo Koeswoyo juga terlihat masih bermusik dengan tampil di sejumlah konser.
Bakat seni Nomo Koeswoyo menurun ke putrinya Chicha Koesyowo yang menjadi penyanyi anak-anak.
Baca juga: Jenazah Nomo Koeswoyo Dimakamkan Satu Liang dengan Mendiang Istrinya, Chicha Koeswoyo Terus Menangis
Kemudian, di usia senjanya, Nomo Koeswoyo juga terlihat aktif di bidang sosial politik. Baik Nomo Koeswoyo dan putrinya Chicha Koesyowo bergabung dengan partai politik PDI Perjuangan.
Bahkan, di studio Nomo Koeswoyo di Magelang, Jawa Tengah terdapat patung banteng yang menjadi lambang dari PDI Perjuangan.
Nomo menceritakan, kegelisahannya dengan kondisi akhir-akhir ini, terutama tergerusnya nilai-nilai kebangsaan dan menguatnya radikalisme.
Nomo pernam menceritakan kegelisahannya dengan kondisi akhir-akhir ini, terutama tergerusnya nilai-nilai kebangsaan dan menguatnya radikalisme
Diketahui lagu-lagu Koes Plus Bersaudara tidak jauh-jauh dari nilai-nilai nasionalisme. Misalnya saja seperti lagu berjudul Kolam Susu, Nusantara, dan Pak Tani.