VIDEO Usai Istri Pamer Harta, Kantor Kepala BPN Jaktim Digeruduk Massa

WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH —Usai istri pamer harta, Kantor Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jakarta Timur Sudarman Harjasaputra digeruduk ratusan warga.

Usut punya usut, ternyata kepengurusan sertifikat tanah di Jakarta Timur dianggap kacau.

Dikutip dari Facebook TribunJakarta terlihat massa menggeruduk depan Kantor BPN Jakarta Timur.

Bahkan sempat terjadi dorong-dorongan antara massa dan Polisi dalam aksi unjuk rasa tersebut.

Pada spanduk yang tertulis, massa meminta Jokowi mencopot Kepala BPN Jakarta Timur.

Pasalnya, kepengurusan tanah di Jakarta Timur disebut berantakan.

Massa mempertanyakan pelaksanaan program pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) sejak tahun 2018 karena dianggap tidak sejalan dengan program Reforma Agraria.

Isi spanduk protes tersebut di antaranya, "Pak Jokowi bagaimana nih, program bapak dicuekin sama BPN Jaktim, pelayanan PTSL sudah wafat, dan copot Kepala BPN Jakarta Timur".

Humas aksi, Eko Wibowo mengatakan ada lima tuntutan mereka yakni menuntut pertanggungjawaban BPN Jakarta Timur atas carut marutnya pelaksanaan PTSL dari tahun 2018-2023

Baca juga: VIDEO Kokain Cair Digagalkan Masuk Indoneisa oleh Polisi Bersama Bea dan Cukai Bandara Soetta

Kedua audit penyelenggaraan birokrasi dan pelayanan kelembagaan BPN Jakarta Timur. Ketiga copot Kepala BPN Jakarta Timur.

Keempat mendesak BPN untuk mensukseskan program Presiden Jokowi tentang Reforma Agraria, dan tuntutan terakhir mereka yakni basmi habis mafia rakyat.

Menurut mereka PTSL yang diprogramkan Presiden Jokowi tidak dijalankan BPN Jakarta Timur sebagaimana mestinya karena banyak warga belum mendapat sertifikat tanah.

Sampai saat ini disebut ada ribuan sertifikat tanah yang belum diselesaikan. Apalagi banyak warga yang sudah K1 (status tanah sudah clear) yang tinggal menunggu penertiban tapi sampai saat ini belum terbit.

Baca juga: VIDEO Rekaman Suara Teddy Minahasa Intervensi Istri Dody Prawiranegara, Begini Isinya!

Pantauan di lokasi massa yang berjumlah sekitar 100 orang tersebut tetap berupaya masuk ke kantor BPN Jakarta Timur untuk mempertanyakan nasib sertifikat tanah mereka.