Berita Internasional

Pilih Didamaikan oleh China, Arab Saudi Dianggap Mulai Sadar Diperalat Amerika Serikat Lawan Iran

Perdamaian antara Arab Saudi dengan Iran dianggap karena negara Arab mulai sadar telah diperalat Amerika Serikat selama ini.

Penulis: Desy Selviany | Editor: Desy Selviany

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -Perdamaian antara Arab Saudi dengan Iran dianggap karena negara Arab mulai sadar telah diperalat Amerika Serikat selama ini.

Diketahui Arab Saudi dan Iran memutuskan untuk berdamai setelah selama 7 tahun perang dingin.

Uniknya, kedua negara Timur Tengah itu didamaikan oleh China.

Menurut Pengamat Timur Tengah Dina Sulaeman, dipilihnya China sebagai penengah diplomasi perdamaian tersebut lantaran Arab Saudi mulai sadar telah menjadi boneka dari Amerika Serikat.

Selama ini kata Dina, Arab Saudi dikompori oleh Amerika Serikat untuk melawan Iran hanya karena perbedaan mazhab di mana Arab Saudi didominasi kelompok Suni dan Iran didominasi Syiah.

Paham wahabi yang menjamur di Arab Saudi membuat warga di negara tersebut mengucilkan kelompok syiah.

Dalam hal ini, Putra Mahkota Mohamed Bin Salman mengakui pada tahun 2018 lalu bahwa pemikiran Wahabi adalah titipan dari negara barat.

Dari perang Ukraina Rusia inilah akhirnya Arab Saudi dianggap sadar bahwa mereka telah dipermainkan oleh Amerika Serikat.

Baca juga: Komisi VIII DPR Minta Pemerintah Negosiasi Lagi ke Arab Saudi, Biaya Haji Bakal Ditetapkan Hari Ini

Di situ Arab Saudi melihat bagaimana Amerika Serikat tidak perduli kepada negara-negara sekutunya.

"AS menjanjikan perlindungan &senjata kpd monarkhi Saudi; Saudi pun menjalankan tugasnya, antara lain, memusuhi Iran. Tapi kini, sejak perang Rusia vs NATO (+Ukraina), situasi geopolitik berubah. Saudi melihat, AS sama sekali tdk peduli pada sekutu2nya," jelas Dina Sulaeman Minggu (13/3/2023).

Dari situlah Arab Saudi sadar hanya menjadi boneka Amerika Serikat untuk menekan negara Iran yang tidak mau tunduk terhadap negara Paman Sam tersebut.

Maka dari itu kedua negara tersebut lebih memilih China sebagai penengah dari perdamaian kedua negara tersebut.

China pun dianggap menguntungkan ketiga negara tersebut dalam hal ekonomi dan politik.

Diketahui sebelumnya dialog yang berlangsung di Beijing pada hari Jumat (10/3/2023), Arab Saudi dan Iran sepakat untuk membangun kembali hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan mereka dalam waktu dua bulan.

Perjanjian tersebut juga menetapkan penegasan adanya penghormatan terhadap kedaulatan negara dan bukan campur tangan dalam urusan internal negara.

Adapun, konflik geopolitik antara keduanya sudah berlangsung puluhan tahun.

Pada tahun 2016, kedua negara Teluk itu memutuskan hubungan ketika Arab Saudi mengeksekusi seorang cendekiawan Muslim Syiah terkemuka.

Hal ini memicu protes di Iran dengan pengunjuk rasa menyerang kedutaannya di Teheran.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved