Kebakaran di Depo Pertamina
Komisi VII DPR Soroti Kebakaran Depo Plumpang: Kami Sudah Ingatkan Agar Keamanan Diaudit Ulang!
Komisi VII DPR menyoroti kebakaran di Depo Pertamina Plumpang, Rawa Badak, Jakarta Utara merupakan kecerobohan dan kebodohan
Penulis: Dian Anditya Mutiara | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Komisi VII DPR menyoroti kebakaran di Depo Pertamina Plumpang, Rawa Badak, Jakarta Utara merupakan kecerobohan dan kebodohan, harus ada yang bertanggungjawab atas kejadian yang menimbulkan banyak korban jiwa.
“Ini suatu kebodohan dan kecerobohan karena sudah terjadi berulang kali dengan mengakibatkan korban jiwa. Maka dari itu sistem keamanan harus diaudit ulang. Jarak rasio dari tangki dengan pemukiman masyarakat juga harus dikaji," ujar Sugeng Suparwoto, Ketua Komisi VII DPR dalam wawancara dengan Kompas TV, Sabtu (4/3/2023)
Komisi VII DPR sudah sering rapat dengan Pertamina mengingatkan agar Depo Pertamina di Plumpang dipindahkan.
"Komisi VII sudah berkali kal Peringatan ini sejak ada kebakaran di Balongan, Cirebon, Cilacap bahkan kejadiannya berulang kembali dalam maktu 1 tahun," ujar Sugeng
Baca juga: BREAKING NEWS: Petugas Temukan Mayat Wanita di Puing Bangunan Imbas Kebakaran Depo Pertamina
Video Ibu dan Anak tewas akiba kebakaran Depo Plumpang
Apalagi di Plumpang dengan tangki timbun yang menampung 20 persen BBM sehingga harusnya ada jarak rasio yang menjadi pertimbangan agar memberi jarak dengan permukiman penduduk.
Bahkan 2 tahun lalu DPR sudah ingatkan dengan kondisi Plumpang yang strategis maka rentan terhadap bahaya terorisme apalagi dekat dengan jalan tol, bisa saja ada yang mau meledakkan dengan senjata.
"Kami ingatkan semua Depo dan Tangki yang sudah tua seharusnya ditinjau ulang apalagi dengan perubahan iklim dan cuaca bisa memicu terjadinya ledakan, kita tahu suhu bumi naik maka standar keamanan bangunan sudah berbeda ketika kilang dibangun sekitar tahun 1970," tutur Sugeng.
Baca juga: Heru Budi Hartono Khawatir pada Kondisi 3 Balita Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
Apalagi di Plumpang dibangun pada tahun 1974 maka kini terjadi banyak perubahan, misalkan ancaman terhadap petir.
Karena di Depo Pertamina bangunannya banyak mengandung metal dan besi sehingga sangat rawan.
Makanya Komisi VII sejak dulu sering ingatkan agar Pertamina menambahkan keamanan untuk mencegah kebakaran atau ledakan.
Untuk penyebab kebakaran kami serahkan pada Puslabfor Polri, karena diduga kena sambadan petir.
"Ini kecerobohan kami, makanya negara mangan tinggal diam dan membiarkan seolah ini karena kejadian alam," tegasnya.
Saat ini Kapasitas Pertamina Plumpang 160.000 Kilo Liter sehingga bisa memenuhi kebutuhan BBM 20 persen di Jakarta.
Menurut Sugeng, Depo Plumpang ini terbesar di Indonesia karena menampung semua Jenis BBM terlengkap mulai dari Pertalite, Pertamax, Solar, Pertamina Dex dan sebagainya
Komisi VII DPR akan panggai Pertamina, Kementerian ESDM dan rapat lintas dengan BUMN
"Ini merupakan bencana yang mengerikan, semalam saya langsung ke lokasi. Ini karena kebodohan dan kecerobohan kita harus ada yang bertanggungjawab," pungkasnya.
Korban tewas 17 orang
Sudah diduga sebelumnya, jumlah korban jiwa akibat kebakaran depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, akan bertambah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta mencatat ada 17 warga yang meregang nyawa. Sementara puluhan warga lainnya mengalami luka berat dan luka sedang.
“Info sementara 17 meninggal dunia, 49 luka berat dan dua luka sedang,” ujar Pelaksana Harian (Plh) Kepala BPBD DKI M Ridwan, Sabtu (4/3/2023) pagi.
Ridwan mengatakan, data itu merupakan hasil rekapan petugas di lapangan sampai Sabtu (4/3/2023) pukul 01.15.
Pihaknya berjanji akan menyampaikan perkembangan data terbaru dari tragedi kebakaran di Jalan Tanah merah Bawah RT 12/09 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kec Koja, Jakarta Utara, pada Jumat (3/3/2023) pukul 20.11 tersebut.
“Penyebabnya masih dalam pendataan, objek terdampak adalah pipa bensin Pertamina dan rumah tinggal,” imbuhnya.
Baca juga: Penampakan Dari Atas Kondisi Terkini Rumah Warga Korban Kebakaran Pertamina Plumpang
Ridwan mengatakan, petugas gabungan yang terdiri dari Polri, TNI, BPBD, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta, serta dinas telah melakukan berbagai upaya.
Mulai dari proses penanganan pemadaman oleh 52 unit Damkar, 30 Personel TRC BPBD, 1 Unit PLN, 11 Unit PMI, 18 Unit AGD Dinkes, 1 Unit Dishub, 1 Unit Satpol PP, Personil PSKB/Tagana Dinsos, Personil Polsek, Personil Koramil dan Relawan.
Untuk data sementara jumlah pengungsi, kata dia, tercatat ada 639 orang yang tersebar di berbagai titik.
Angka tersebut diprediksi akan bertambah karena masih ada beberapa lokasi yanh tengah dilakukan pendataan.
Baca juga: Update Korban Imbas Kebakaran Pertamina Plumpang yang Mengungsi 1.085
“Jumlah pengungsi di Kantor PMI Jakarta Utara ada 132 jiwa, Masjid As Sholihin 63 jiwa, Kantor Kelurahan Rawa Badak Selatan ada 52 jiwa, Gedung Golkar Walang ada 258 jiwa, Kantor Sudinakertrans & energi Jakarta Utara ada 74 jiwa, Masjid Al Muhajirin 60 jiwa, RPTRA Rasella dalam pendataan dan Stadion Rawa Badak dalam pendataan,” jelasnya.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/Ketua-Komisi-VII-DPR-RI-Sugeng-Suparwoto-menyoroti-kebakaran-Depo.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.