Stunting
Khanza Balita Stunting, Penuhi Gizi dari Biskuit, Akibat Penghasilan Orangtua yang Minim
Khanza, balita di Duren Swit, Jakarta Timur, sangat memprihatinkan. Dia menderita stunting dan memenuhi kebutuhan gizi lewat biskuit.
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Miftahul Jannah (27) beserta sang suami, kini hanya bisa berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyembuhkan putri keduanya, yakni Khanza (4), yang kini termasuk dalam kategori Stunting.
Menurut Jannah, pendapatan sang suami sebagai sopir ojek online masih sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan berupa obat hingga vitamin kepada Khanza.
Jangankan untuk membeli obat dan vitamin, untuk kebutuhan sehari-hari pun, dirinya beserta suami kerap gali lubang tutup lubang.
Selain itu, sang suami juga kerap mencari solusi dengan ikut serta menjadi volunteer dalam sebuah event pernikahan, itupun jika dibutuhkan sebagai orang yang membantu membersihkan lokasi.
"Suami saya penghasilan per bulan itu Rp 500 ribu, untuk bayar kontrakan per bulan Rp 800 ribu, dari ini aja udah kurang," katanya, Jumat (3/3/2023).
Karena keterbatasan itu, perihal kebutuhan obat dan vitamin Khanza kini digantikan Jannah dengan konsumsi biskuit.
Namun, hal itu tidak dapat berpengaruh banyak, sebab Khanza sangat prioritas membutuhkan vitamin dan obat untuk menambah kandungan kalsium pada tubuh.
Baca juga: Bikin Sedih, Cucu Sri Mulyani di Cempaka Putih Alami Stunting Sejak Usia Dua Bulan
"Kalau kata dokter, Khanza itu kekurangan kalsium juga, jadinya berdampak ke tinggi badan jadi kurang, dan untuk bisa jalan aja telat juga, baru usia tiga setengah tahun bisa jalan," jelasnya.
Dirinya pun menjelaskan sangat prihatin terkait kondisi putrinya, sebab ia merasa belum bisa memberikan yang terbaik terhadap penunjang kesembuhannya.
Sebelumnya, Khanza yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara tersebut divonis dokter termasuk ke kategori Stunting.
Baca juga: Peduli Stunting, Relawan Milenial Sukabumi Adakan Pemeriksaan Balita dan Penambahan Paket Gizi
Hal itu dikarenakan kondisi perkembangan berat dan tinggi badan yang dimiliki masih dibawa rata-rata anak lain seusianya.
"Tepat usia dua setengah tahun, itu mulai terlihat khanza kurus banget, beratnya kalau sekarang itu 10 - 11 kilogram, normalnya anak usia dia itu 13 kilogram sampai 14 kilogram," tuturnya.
Kini, dirinya mengaku hanya bisa berdoa dan berusaha beragam cara untuk kesembuhan Khanzah dari hunian kontrakannya yang berlokasi di Kampung Tipar RT 9/ RW 7, Nomor 32, Kelurahan Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Selain itu, ia pun juga berharap pemerintah dapat memperhatikan mengenai kondisi keluarganya yang terhambat perihal ekonomi dalam menyembuhkan putrinya dari stunting.
Sebab selama Khanza divonis mengidap stunting, belum pernah satu pun menerima bantuan dari jajaran terkait.
"Tidak pernah ada bantuan, padahal identitas juga sudah wilayah sini, baru satu kali ini aja dikasih telur sama susu dari Kelurahan Pondok Kelapa," pungkasnya.
Sebagai informasi, Khanzah termasuk di dalam 14 persen anak di kota metropolitan yang termasuk Stunting.
Berikut rincian angka prevalensi tengkes balita di DKI Jakarta 2022:
Provinsi DKI Jakarta: 14,80 persen
Kabupaten Kepulauan Seribu: 20,50 persen
Kota Jakarta Utara: 18,50 persen
Kota Jakarta Barat: 15,20 persen
Kota Jakarta Timur: 14,40 persen
Kota Jakarta Pusat: 14,00 %
Kota Jakarta Selatan: 11,90 %
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
VIDEO Kasus Stunting di Cempaka Putih Baru Jakarta Pusat, Terbongkar di Posyandu |
![]() |
---|
Bikin Sedih, Cucu Sri Mulyani di Cempaka Putih Alami Stunting Sejak Usia Dua Bulan |
![]() |
---|
Peduli Stunting, Relawan Milenial Sukabumi Adakan Pemeriksaan Balita dan Penambahan Paket Gizi |
![]() |
---|
Bukan Nyinyir, Wa Ode Jelaskan Inti Pidato Megawati Soal Ibu Pengajian: Galakkan Pencegahan Stunting |
![]() |
---|
Nucleus Farma Dukung Kemandirian dan Ketahanan Kesehatan Nasional serta Cegah Stunting |
![]() |
---|