Sejarah Jakarta

Sejarah Jakarta, Gereja Ayam Menteng yang Masih Gunakan Cawan Baptisan Berusia 87 Tahun

Tahukah kamu, bukan hanya Yogyakarta yang punya Gereja Ayam. Pada sejarah Jakarta, kota ini juga punya Gereja Ayam.

Penulis: Desy Selviany | Editor: Desy Selviany
Kompas.com
Sejarah Jakarta Sejarah Gereja Ayam Menteng 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Tahukah kamu, bukan hanya Yogyakarta yang punya Gereja Ayam. Pada sejarah Jakarta, kota ini juga punya Gereja Ayam.

Usia Gereja Ayam di Jakarta bahkan jauh lebih tua ketimbang Gereja Ayam di Yogyakarta. Pada sejarah Gereja Ayam di Jakarta sudah dibangun sejak era kolonialisme Belanda.

Namun, apabila di Yogyakarta peruntukannya untuk wisata, Gereja Ayam di Jakarta diperuntukan seutuhnya untuk ibadah.

Pada sejarah Gereja Ayam, gereja ini sebenarnya bernama Gereja Nassaukerk. Nama Gereja Ayam disematkan lantaran ada patung seekor ayam di puncak menara.

Fungsi patung seekor ayam ialah petunjuk angin yang sekaligus merupakan ciri dari gereja ini sehingga orang menyebut gereja ini sebagai Gereja Ayam.

Patung ayam merupakan simbol dari pengakuan Rasul Petrus. Umat Kristen diingatkan untuk terus waspada dan selalu introspeksi pada diri sendiri.

Pada sejarah Gereja Ayam, gereja yang terletak di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat itu juga bernama Gereja Paulus, Gereja Nassau atau Nassaukerk.

Nama itu diberikan karena lokasinya ada di Orange Nassau Boulevard, kini Jalan Imam Bonjol.

Gereja ini dibangun tahun 1936 ditandai dengan ibadah penahbisan pada Sabtu (6/6/1936) oleh Ketua Majelis Gereja Ds Lindeyer.

Saat dibangun, jemaat Kristen Protestan di Jakarta memiliki tiga gedung gereja, yakni de Portugese of Buitenkerk (Gereja Sion) di Jakarta Kota, de Nieuwe of Haan tjeskrek (Gereja Pniel) di Pasar Baru, dan de Willemskerk (Gereja Emmanuel/sekarang berganti nama menjadi Immanuel) di Pejambon.

Baca juga: Sejarah Jakarta, Rusunawa Marunda Lokasi Relokasi Penggusuran, Hingga Darurat Predator Seksual

Gereja ini dibangun tahun 1936 atau dua tahun sesudah pembangunan Gereja Katolik, Theresia, selesai, yakni tahun 1934.

Gereja Ayam juga dibangun sebagai simbol kritik kolonialisme di Indonesia. Kritik itu merujuk pada Gereja Immanuel, yang berada di kawasan Gambir, Jakarta Pusat.

Pada saat itu, jemaat Gereja Immanuel berasal dari kelompok bangsawan dan pegawai-pegawai pemerintah Hindia Belanda.

Sementara gereja ayam jemaatnya berasal dari kalangan rakyat biasa, seperti Melayu, Tamil, Tionghoa, dan yang lainnya.

Bangunan gereja ini dirancang oleh Biro Arsitek ternama, yakni Algemeen Ingenieurs en Architecten (AIA) Bureau, yang bekerja sama dengan Firma Sitzen en Louzada.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved