Sejarah Jakarta

Sejarah Jakarta: Di Polsek Palmerah Ternyata Ada Vila Tua yang Simpan Kisah Mistis

Tidak banyak diketahui Gedung Polsek Palmerah ternyata memiliki sejarah Jakarta yang panjang. Di Polsek tersebut terdapat sebuah vila tua

Penulis: Desy Selviany | Editor: Desy Selviany
Warta Kota/Desy Selviany
Sejarah Gedong Tinggi Palmerah dulu vila era Hindia Belanda kini jadi Kantor Polsek Palmerah 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Tidak banyak diketahui Gedung Polsek Palmerah ternyata memiliki sejarah Jakarta yang panjang. Di Polsek tersebut terdapat sebuah vila tua peninggalan bekas Belanda.

Polsek Palmerah sendiri terletak di Jalan Palmerah Barat persis di belakang Universitas Binus.

Sekilas, tidak ada yang aneh pada kantor Polisi tersebut. Persis di seberang bangunan baru yang dijadikan Kantor Polsek Palmerah terdapat bangunan tinggi dua lantai.

Bangunan tinggi dua lantai yang satu halaman dengan Polsek Palmerah itu bernama Gedong Tinggi Palmerah.

Di Gedong Tinggi Palmerah masih terlihat sisa-sisa kejayaan Batavia di era Hindia Belanda.

Pada desain Gedong Tinggi Palmerah terdapat empat pilar dengan lekukan besi tempa yang menyangga atap terasnya.

Tampak depannya menghadap arah matahari terbit. Perkarangannya luas, bangunan itu di desain menyesuiakan dengan iklim tropis, bangunan ini dibangun dalam dua lantai, lantai dasarnya bergaleri, bergaya atap tradisi jawa dan memiliki atap ganda yang meluas ke semua sisi.

Lantai dasar berubin dengan pola dekoratif, sementara lantai ruang atasnya dari kayu jati, boleh dikatakan inilah kearifan kolonial.

Jendelanya yang besar memberikan kesejukan. Udara dan cahaya mengisi seluruh ruangan.

Siapa sangka, dalam sejarah Gedong Tinggi Palmerah, gedung itu dibangun tahun 1790. Di massa itu, Gedong Tinggi Palmerah menjadi bangunan tertinggi di kawasan Palmerah.

Baca juga: Sejarah Jakarta, Pernah Masuk Tangerang, Hal Ini Buat Bandara Soekarno-Hatta Disebut Cengkareng

Dikutip dari National Geograpic Indonesia, gedung itu dahulunya merupakan vila Andries Hartsinck, seorang petinggi VOC di Batavia.

Harstsinck yang kemudian menjadi Residen membangun villa nya di pinggiran Batavia (kini kawasan Kota Tua), tepatnya samping Kali Grogol.

Vila milik Hartsinck berarsitektur Nederlandsche-Indische. Dulunya, pada Sejarah Gedong Tinggi Palmerah, banyak penduduk dari Batavia yang membangun sebuah villa di luar bagian tembok kota.

Harapannya mereka dapat hidup bebas dari penyakit Malaria yang pada saat itu sedang melanda sekitar Kota Batavia.

Pada saat landhuis ini dibangun, daerah Palmerah masih berupa hutan karena berada jauh di pinggir Kota Batavia. Di bagian depan landhuis kemudian dijadikan kebun yang luas.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved