Pemilu 2024

Arsul Sani Ungkap Sisi Negatif Penetapan Anies Baswedan Jadi Capres

Arsul Sani mengungkapkan sisi negatif dari deklarasi Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024 oleh Koalisi Perubahan

Wartakotalive.com/ Alfian Firmansyah
Waketum PPP Arsul Sani mengungkapkan sisi negatif pencapresan Anies Baswedan oleh koalisi perubahan 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengungkapkan sisi negatif dari deklarasi Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024 oleh gabungan parpol dalam Koalisi Perubahan.

"Kan kita juga menyaksikan, misalnya begitu Mas Anies Baswedan dideklarasikan menjadi capres, kan ruang tembaknya jadi bermunculan. Itu menjadi salah satu, saya kira sisi negatif kalau capres terlalu awal diumumkan," tutur Arsul Sani saat menghadiri Talkshow bertajuk 'Yang Muda Yang Bersuara', di DPP PPP Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (5/2/2023).

Arsul Sani mengatakan, bahwa untuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), hingga kini masih menentukan platform yang tepat menuju Pemilu 2024.

Jika platform tersebut sudah selesai dibuat, maka otomatis capres-cawapres akan mengikutinya.

"KIB dari awal memang sudah menyepakati yang ingin dikedepankan itu platform-nya dulu. Kemudian dicari orangnya yang cocok diusung oleh KIB iuntuk Pilpres, dan tentu untuk pemerintahan yang akan datang kalau paslonnya terpilih, cocok dengan platform," ujar Arsul. 

Adapun beberapa partai yang tergabung dalam KIB yaitu PPP, Golkar, dan PAN.

Baca juga: PPP DKI Jakarta Nyatakan Dukung Anies Baswedan di Pilpres 2021, Arsul Sani: Tunggu Hasil Mukernas

Selain itu, Arsul menambahkan,  alasan KIB belum menentukan capres 2024, karena  proses pendaftaran capres masih lama. 

"Kalau KIB belum menentukan capresnya ya karena memang pendaftaran untuk pemilihan presiden (pilpres) masih lama. Untuk apa juga harus terburu-buru?" ujar Arsul. 

Arsul Sani, juga mengomentari kemungkinan Pattai Nasdem bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Baca juga: Disebut Mahfud MD Ancam Pemerintah Tolak Perppu KPK, Arsul Sani: Lebih Baik Inisiasi RUU Baru

Menurut Arsul hal itu bisa saja terjadi karena bersifat dinamis.

"Kalau kita bicara koalisi apapun, yang saat ini muncul di media, apakah itu KIB, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, atau yang menyebut diri Koalisi Perubahan, itu adalah sebuah koalisi yg bersifat dinamis," ujar Arsul.

Arsul menjelaskan, bahwa bersifat dinamis menurutnya bisa tetap, bertambah atau bahkan berubah. 

"Atau bahkan ada juga nanti koalisi yang bisa saja kemudian terhenti, karena misalnya tidak mencukupi untuk bisa mengusung pasangan calon karena kurang dari 20 persen," tutur Arsul. 

Arsul juga berpandangan, untuk partai politik yang sudah berkoalisi itu kemungkinan akan berubah tetap ada.

Baca juga: Sebut Hakim Masih Obyektif di Kasus Ade Yasin, Arsul Sani: Kalau Tidak Terbukti Jangan Dipaksakan

"Jadi itu yang harus dilihat, itu adalah koalisi-koalisi yang harus kita pandang itu koalisi yang apa belum fix. Itu juga tidak dimaknai sekali lagi pasti berubah, bisa juga tetap," ujar Arsul. 

Menurut Arsul partai terbesar, dalam hal ini PDI-P, belum mengumumkan nama calon presiden untuk ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Partai terbesar belum juga mengumumkan siapa capresnya. Maka siapapun yang disebut bakal capres saat ini ya juga masih bersifat fakultatif, bisa berubah juga," ujar Arsul.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved