Kuliner Jakarta: Es Doger Podeng Mang Apay Kumis Tea Matraman, Bangkit Usai Bangkrut Tahun 1998

WARTAKOTALIVE.COM, MATRAMAN - Beragam kuliner menarik bisa kalian jumpai ketika berada di wilayah Jakarta Timur, khususnya pada Jalan Pisangan Baru Tengah, Kecamatan Matraman.

Es Doger Podeng Mang Apay Kumis Tea contohnya, kuliner ini sudah berdiri sejak tahun 1974, dan hingga kini masih tetap eksis.

Menurut pemilik usaha, yakni Apay, bisnisnya tersebut sudah berjalan melintasi tiga generasi, mulai sang paman, kakak, dan kini dirinya.

"Waktu paman dulu itu sekitar tahun 1950 an, lalu kakak itu 1960 an, dan saya mulai tahun 1974 hingga kini," kata Apay, saat ditemui eksklusif Wartakotalive.com, pada Sabtu (4/2/2023).

Menjaga tetap eksis tempat usahanya tersebut dijelaskan Apay tidak berjalan dengan mudah, dan perlu melewati fase asam dan garam.

Baca juga: Konser 30 Tahun Berkarya Dewa 19 Digelar di JIS Malam Ini, Beraksi Bersama 4 Vokalis dan 5 Drumer

Dimulai pada tahun 1974, dirinya mengaku hanya memulai berdagang dengan cara dipanggul, kemudian berkeliling gang di wilayah Matraman, Jakarta Timur.

Perlahan mendapatkan untung, dirinya kemudian memberanikan diri beralih ke cara berjualan menetap mengenakan gerobak, dan tidak berkeliling.

"Mulai ada yang suka, saya jualan kemudian pakai gerobak tidak kelilin, itu saya buka di depan sekolah Marsudirini Matraman," imbuhnya.

Setelah dari fase tersebut, dirinya tidak menyangka usaha turun menurun keluarganya itu pun berkembang.

Hingga di tahun 1980, dirinya berhasil membuka beragam cabang, hingga ke pusat perbelanjaan Mal.

Baca juga: Setelah Memesan Es Teh Manis, Sepasang Lelaki dan Perempuan Mencuri Kotak Amal di Warteg

Namun, beragam cabang ruko yang sempat dirintisnya tersebut sempat bangkrut di tahun 1998, karena krisis ekonomi.

"Tahun 1998 yang waktu jaman penjarahan itu, saya menutup cabang saya semuanya, termasuk di mall, karena rugi," tuturnya.

Berkaca dari pengalaman, kini dirinya kembali memberanikan membuka cabang, yang terletak di tiga lokasi, yaitu wilayah Pisangan Baru, Pasar Jangkrik, dan depan sekolah Marsudirini Matraman.

Omset yang didapatnya kini pun juga terbilang fantasis, terhitung satu hari bisa mencapai Rp 5 juta hingga Rp 6 juta.