Sekjen PDIP: Ada Partai Hobi Mengimpor Pangan, Minyak Goreng dan Garam Saja Dikorupsi

Awalnya, Hasto mengatakan, PDIP tidak memiliki kekuatan membentuk pemerintahan sendiri.

Editor: Yaspen Martinus
Tribunnews/Fransiskus Adhiyuda
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto berbicara dalam Seminar Nasional Daulat Pangan Wujudkan Kesejahteraan Petani dan Konsolidasi Program Mari Sejahterakan Petani (MSP), di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (3/2/2023). 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut ada partai politik yang gemar mengimpor pangan.

Hal itu dikatakan Hasto saat Seminar Nasional Daulat Pangan Wujudkan Kesejahteraan Petani dan Konsolidasi Program Mari Sejahterakan Petani (MSP), di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (3/2/2023).

Awalnya, Hasto mengatakan, PDIP tidak memiliki kekuatan membentuk pemerintahan sendiri. Sehingga, muncul berbagai platform partai berbeda dalam pemerintahan saat ini.

Akibat adanya platform yang berbeda, Hasto menyatakan pihaknya menyayangkan adanya pihak yang hobinya mengimpor pangan dalam pemerintahan.

"Jadi dari hulunya, kalau kita punya spirit Indonesia bisa berdaulat di bidang pangan, Indonesia bisa berdikari di bidang pangan, maka tanpa melalui impor kita bisa memproduksi pangan oleh anak bangsa, petani-petani Indonesia," tutur Hasto.

Namun menurut Hasto, seperti apa yang diceritakan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri, pemerintahan hari ini mewakili banyak kepentingan.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 2 Februari 2023: 5 Pasien Meninggal, 203 Sembuh, 248 Orang Positif

PDIP, kata Hasto, tidak bisa membentuk pemerintahan sendiri, karena belum cukup kuat.

Dia mengatakan, karena adanya partai-partai yang banyak di pemerintahan, maka muncul banyak platform. Hasto lantas menyinggung adanya partai yang hobinya melakukan impor.

"Ada partai yang hobi mengimpor pangan. Beberapa waktu lalu yang namanya minyak goreng saja ada yang dikorupsi, yang namanya garam ada yang dikorupsi saudara-saudara sekalian. Betul?" Paparnya.

Baca juga: Komisi I DPR Protes KSAD Absen Rapat Bareng Lagi, Panglima TNI: Sudah Izin Saya ke Korea Selatan

Padahal, kata Hasto, Indonesia bisa memanfaatkan wilayahnya. Misalnya di Nusa Tenggara Timur yang curah hujannya rendah, bisa untuk memproduksi garam lewat penguapan.

"Padahal kita bisa, yang namanya daerah NTT itu curah hujannya itu rendah, untuk merancang pabrik garam, ini sederhana prosesnya. Hanya penguapan saja sudah jadi garam itu," tuturnya.

Saat wartawan bertanya kepada Hasto soal siapa pihak yang dimaksud impor itu, Hasto menjawab, “Wartawan seperti tidak tahu saja, beritanya sudah banyak kan,” jawab Hasto. (Fransiskus Adhiyuda)

Sumber: Tribunnews
  • Berita Populer
    Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved