Pilpres 2024
Kata Cak Imin Soal Perjanjian Prabowo Subianto dan Anies Baswedan di Pilpres 2024
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar buka suara terkait dengan perjanjian Prabowo Subianto dengan Anies Baswedan
Penulis: Desy Selviany | Editor: Desy Selviany
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar buka suara terkait dengan perjanjian Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Bacapres Anies Baswedan.
Diketahui sebelumnya pihak Partai Gerindra mengungkapkan bahwa Anies Baswedan pernah membuat perjanjian dengan Prabowo Subianto tentang Pilpres 2024.
Saat itu, Anies Baswedan berjanji tidak akan maju Pilpres 2024 apabila Prabowo maju. Perjanjian itu juga disaksikan oleh Fadli Zon.
Terkait hal tersebut PKB yang kini menjadi partai koalisi Gerindra di Pilpres 2024 buka suara.
Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyerahkan permasalahan tersebut ke dua belah pihak.
"Itu urusan internal kedua belah pihak ya, kita enggak tahu," kata Cak Imin di lokasi acara Ijtima Ulama Jakarta di kawasan Cikini, Kamis (2/2/2023) dikutip dari Tribunnews.com.
Baca juga: Musra Relawan Jokowi di Yogyakarta, Prabowo Subianto Capres Terfavorit, Mahfud MD Cawapres
Sebelumnya Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad sebelumnya membenarkan adanya perjanjian antara Ketua Umum Prabowo Subianto dengan Anies Baswedan, soal pemilihan presiden (Pilpres).
Namun, Dasco mengatakan perjanjian tersebut bersifat internal dan tak bisa dikonsumsi publik.
"Jadi kalau ditanya apakah ada perjanjian? Ada, tetapi isinya apa, ya kita enggak mau buka, karena itu bukan konsumsi publik," kata Dasco saat ditemui di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2023).
Dasco menuturkan, pihaknya sedari awal memastikan tak akan membuka isi perjanjian tersebut.
Ia menyebut pihaknya akan membocorkan isi perjanjian tersebut, tergantung dinamika.
"Nanti di kesempatan lain, ya lihat perkembangan lah nanti, apakah kita kemudian akan cerita sedikit atau bagaimana," ucap Dasco.
Dasco juga membenarkan perjanjian itu ditulis oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.
"Yang pasti itu memang ditulis oleh Pak Fadli, barangnya sekarang ada di saya," ucapnya.