Berita Nasional
Indeks Persepsi Korupsi Catat Rekor Terburuk, Novel Baswedan Sentil KPK hingga Kritik Pemerintah
Novel Baswedan menyebut bahwa turunnya IPK pada 2022 ini lantaran pemerintah membuat kebijakan terkait kemudahan berbisnis.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan turut memberikan tanggapan mengenai anjloknya Indeks Persepsi Korupsi atau IPK.
Novel Baswedan menyebut, dirinya sudah menduga hal ini bakal terjadi sejak 2021 lalu.
Adapun hal ini dikatakan Novel Baswedan saat ditemui selepas acara Forum Diskusi bertajuk ‘Pro dan Kontra Justice Collaborator Bharada Eliezer’, yang digelar di Universitas Trisakti, Jakarta Barat, Kamis (2/2/2023).
“Memang sebenarnya Indeks Persepsi Korupsi ini turun sudah kita prediksi ya. Bahkan dugaan saya dari tahun lalu harusnya,” kata Novel.
Dewan Penasihat Indonesia Memanggil Lima Tujuh atau IM57+ ini menyebut bahwa turunnya IPK pada 2022 ini lantaran pemerintah membuat kebijakan terkait kemudahan berbisnis.
Baca juga: WNI Terinfeksi Covid-19 Varian Kraken usai Umrah, Penumpang dari Luar Negeri Diawasi Ketat
Baca juga: Lukas Enembe Tagih Janji Firli Bahuri, Wakil Ketua KPK: Peringatan Bagi Kami Hindari One Man Show
Namun nyatanya, kata dia, upaya tersebut tidak serta merta mengerek naiknya IPK tersebut.
“Ini kemudian memang akhirnya orang awam tidak melihat fakta itu karena riilnya IPK kita naik 1 poin. Padahal seharusnya bisa naik banyak poin,” kata dia.
Menurutnya, penurunan IPK hingga 4 poin ini merupakan rekor baru. Sebab hal ini baru kembali terjadi sejak 2015 lalu.
“Yang tahun ini, Tahun 2022, turun 4 poin. Dan ini sejarah. Dan ini luar biasa,” tuturnya.
Dengan catatan ini, Novel menyebut semua pihak harus melihat bahwa pemberantasan korupsi ini bukan hanya sekadar penegakan hukum. Namun juga banyak faktor lain yang mendorong hal ini dapat terjadi.
Sehingga, kata dia, dengan penurunan indeks persepsi korupsi ini menjadi tamparan keras bagi aparat penegak hukum, khususnya KPK itu sendiri.
Baca juga: Baliho Erick Thohir Jelang 1 Abad NU Diprotes Gus Salam, Sekjen LPES: Pak Erick Ketua Panitia
“Jadi saya melihat penegakan hukum dan pemberantasan korupsi itu menjadi faktor penting faktor utama. Oleh karena itu, peran KPK mesti harus disoroti,” ucap Novel
“Saya melihat bahwa sekama ini turunnya itu ekstrim. Itu mesti harus diperbaiki, dengan begitu maka kita berharap upaya kita untuk menjadi lebih baik bisa segera dilakukan,” lanjut dia.
Ditemui pada kesempatan yang sama, eks penyidik KPK Yudi Purnomo mengatakan penurunan IPK hingga 4 poin ini dapat dilihat dari banyak faktor, di antaranya Revisi UU KPK Tahun 2019.
Sosok Farah Puteri Nahlia, Politisi Muda Anak Fadil Imran, Hartanya Capai Rp17 M di Usia 23 Tahun |
![]() |
---|
Restoran Kampoeng Causeway Bay Hong Kong Ramai Pembeli, Sandiaga Uno Sumringah: Ini Geliat Ekonomi |
![]() |
---|
Makan Siang di Restoran Nusantara Ketika Kunjungi Berlin, Sandiaga Uno: Indonesia Spice Up The World |
![]() |
---|
Kebobrokan Kemenkeu yang Dikuak Bursok Anthony Bukan Salah Sri Mulyani, Mahfud MD: dari Tahun 2009 |
![]() |
---|
Mendag Tanda Tangani ICA 2022 di London, Zulkifli Hasan: Tingkatkan Kesejahteraan Petani Kopi |
![]() |
---|