Bisnis

Lima Tren Digitalisasi HR Dukung Pertumbuhan Bisnis di 2023

Dengan mendigitalisasi proses dan sistem HR, perusahaan bisa merekrut, membina, dan mempertahankan karyawan dengan lebih tepat dan efektif.

Editor: Alex Suban
HO
Digitalisasi HR memungkinkan sistem dan proses HR untuk berjalan seirama dengan fungsi-fungsi lain yang sudah bertransformasi digital terlebih dahulu. 

Teknologi membantu manpower planning dengan memfasilitasi HR merekrut kandidat-kandidat paling tepat untuk sebuah posisi.

Misalnya, dengan teknologi, HR bisa menganalisa ratusan CV untuk menemukan kandidat yang paling cocok.

Teknologi juga dapat digunakan untuk succession planning, atau perencanaan perputaran karyawan, dimana HR bisa membangun database berisi talenta-talenta berpotensi yang bisa dipersiapkan sebagai kandidat untuk mengambil alih posisi karyawan yang pindah departemen atau mengundurkan diri.


3. Pemberian benefit bagi karyawan untuk memupuk budaya kerja yang positif

Fenomena quiet quitting mengingatkan perusahaan bahwa budaya kerja berdampak besar pada loyalitas dan produktivitas karyawan. Kini, HR bisa menciptakan budaya kerja yang positif dengan menggunakan teknologi untuk memperdalam apresiasi dan hubungan perusahaan dengan karyawan.

Teknologi bisa dimanfaatkan untuk menyalurkan benefit, seperti asuransi kesehatan dan akses ke gaji lebih awal, atau earned wage access (EWA), yang akan meningkatkan kesejahteraan hidup karyawan. Selain itu, teknologi seperti HR Helpdesk menyediakan satu wadah dimana karyawan bisa secara praktis bertanya dan mengecek dengan HR mengenai hal-hal terkait administrasi kepegawaian.

4. Fleksibilitas kerja untuk mempertajam agilitas bisnis

Pandemi menyadarkan perusahaan bahwa fleksibilitas kerja berdampak positif bagi agilitas bisnis, atau kecepatan perusahaan untuk beradaptasi pada perubahan pasar. Kini, banyak perusahaan menerapkan hybrid work supaya perusahaan dan karyawan tidak lagi terbelenggu oleh kantor fisik untuk mengoperasikan bisnis.

Fleksibilitas kerja menuntut HR untuk memanfaatkan teknologi agar tetap bisa menjalankan proses kepegawaian, seperti absensi, secara remote.

Bahkan, perusahaan-perusahaan di industri tradisional seperti manufaktur dan pertambangan turut mengadopsi absensi virtual agar karyawan mereka bisa clock in dan clock out langsung dari lapangan.

Baca juga: Jadikan Balitbang Diklat Bank SDM Unggul, Kaban Suyitno: ASN Harus Jadi Thinker, Jangan Ikut Nyinyir


5. Kepatuhan terhadap kewajiban kerja

Teknologi menghadirkan sistem yang memudahkan HR dan karyawan untuk saling menjalankan kewajiban, termasuk yang bersifat administratif seperti absensi dan timesheet.

Kedepannya, teknologi mutakhir seperti AI akan memudahkan karyawan untuk memenuhi berbagai kewajiban kantor.

Contohnya, sistem absensi virtual yaitu liveness validation menggunakan teknologi facial recognition untuk mencocokan foto selfie wajah yang diambil karyawan saat clock in dengan foto yang tersimpan di database HR.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved