Berita Nasional

Sikap Warga tentang Ketahanan Pangan Harus Dibenahi, Helianti Hilman: MalSyukur, MalRajin, MalPikir

Persoalan pangan bisa terkait kekurangan pangan hingga cara pengolahan hasil tanam yang tidak maksimal hingga program ketahanan pangan tidak berjalan.

Dok. PLN
Persoalan pangan bisa terkait kekurangan pangan hingga cara pengolahan hasil tanam yang tidak maksimal hingga program ketahanan pangan tidak berjalan. Foto PLN Peduli berikan Bantuan Container Farming dan Grow Light LED Buah Naga untuk Kelompok Tani Rumpaka yang mengelola pertanian perkotaan di Agroeduwisata Ragunan. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Persoalan pangan masih terus menjadi isu penting di negara ini.

Persoalan pangan itu bisa terkait masalah kekurangan pangan hingga cara pengolahan hasil tanam yang tidak maksimal.

Akibatnya, banyak program yang berkaitan dengan penguatan ketahanan pangan di Indonesia menjadi tidak berjalan baik.

Baca juga: Harga Pangan Naik, Jokowi Singgung Soal Budaya Asal Bapak Senang

Baca juga: Perangi Kerawanan Pangan, Anak-Anak di Indonesia Diajak untuk Hidup Lebih Aktif

"Sesungguhnya Indonesia adalah negara yang sangat subur," kata Helianti Hilman dalam Leader Talk di acara peluncuran program-program Bukapangan di kawasan Pakubuwono, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (26/1/2023).

Menurut Food Leader yang juga Founder and Executive Chair Person Javara dan Sekolah Seniman pangan ini, sangat mudah menanam tumbuhan di Indonesia.

Sebagai contoh tanaman kelor, "Menanamnya asal saja dan tanaman ini sudah bisa tumbuh subur," ujar mantan pengacara itu.

Helianti Hilman, Food Leader yang juga Founder and Executive Chair Person Javara dan Sekolah Seniman Pangan.
Helianti Hilman, Food Leader yang juga Founder and Executive Chair Person Javara dan Sekolah Seniman Pangan. (Dokumentasi Pribadi)

Banyak tanaman sejenis yang tidak membutuhkan keahlian dan perawatan khusus.

Helianti Hilman yang sejak 2008 berkomitmen mengangkat pangan nusantara ini menyebutkan, ada tiga hal yang membuat masyarakat di Indonesia rentan akan rapuhnya ketahanan pangan.

Pertama adalah MalSyukur karena masyarakat Indonesia pada umumnya kurang bersyukur dengan apa yang mereka miliki di negara yang kaya dan subur ini.

Baca juga: Gerakan Lumbung Pangan Kedua Jadi Jurus Pemkab Sleman Atasi Inflasi Melalui Ketahanan Pangan

Baca juga: Pemerintah DKI Kerahkan Mobil Toko untuk Jangkau Warga yang Butuhkan Pangan Murah

"MalSyukur membuat masyarakat lupa mensyukuri nikmat sehingga tidak dapat menggali potensi apa yang bisa dimaksimalkan di lahan daerah mereka," ujar Helianti Hilman.

Kedua, adalah MalRajin ketika banyak orang memiliki sikap pemalas juga menjadi penghalang besar bagi penguatan ketahananan pangan di Indonesia.

"Ada orang malas berpikir tapi rajin bergerak, demikian pula sebaliknya," ujar Helianti Hilman.

Baca juga: Ratusan Mahasiswa Gelar Aksi Sosial Jaga Kebersihan dan Wujudkan Ketahanan Pangan di Sumsel

Baca juga: Dukung Ketahanan Pangan, OMG Bersama 1.250 Petani se-Jakarta Jalankan Program Petani Kota

Yang paling parah, lanjutnya, adalah jika orang itu malas kedua-duanya.

Menurut Helianti Hilman, apabila hanya malas berpikir tapi rajin bergerak, tinggal diberi pelatihan-pelatihan cara menanam hingga mengolah tanaman menjadi bahan pangan yang benar.

Halaman
12
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved