Kesehatan
Jangan Terlena Kasus Covid-19 Melandai, Ini Pentingnya Vaksinasi Booster Kedua Menurut IDI
Ketua Satgas Covid-19 PB IDI, Dr dr Erlina Burhan sebut vaksinasi booster kedua merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proteksi masyarakat.
Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Mochamad Dipa Anggara
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Meski kasus Covid-19 di Indonesia terus mengalami penurunan yang sangat signifikan, namun pemerintah masih terus menggenjot jumlah cakupan vaksinasi Covid-19, terutama vaksinasi booster.
Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Dr dr Erlina Burhan, mengatakan berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 24 Januari 2023, jumlah cakupan vaksinasi ke-1 mencapai 204.195.695 orang (87,02 persen), lalu vaksinasi ke-2 mencapai 175.016.065 orang (74,58 persen), vaksinasi ke-3 mencapai 69.216.929 orang (29,50 persen) dan vaksinasi ke-4 mencapai 1.235.689 orang (5,38 persen).
Menurut Erlina, dari data tersebut cakupan vaksinasi ke-3 atau booster pertama mengalami perlambatan kenaikan atau cenderung stagnan.
“Cakupan vaksinasi ke-3 atau booster pertama ini kelihatan agak stagnan, slow banget nih kenaikannya, setelah beberapa bulan (cakupan vaksinasi) hanya 69 jutaan (29,50 persen) jadi belum sampai 30 persen. Memang kenaikan dari vaksinasi ketiga ini sangat pelan dan nyaris stagnan, untuk mencapai 29 persen ini saya kira hampir satu tahun belum juga lewat 30 persen,” ucap Erlina dalam media briefing secara daring, Rabu (25/1/2023).
Sementara, lanjut Erlina, untuk cakupan vaksinasi ke-4 juga masih rendah karena vaksinasi booster kedua ini sebelumnya sasaran yang dituju masih untuk tenaga kesehatan dan lansia.
Oleh sebab itu, ada Surat Edaran dari Kemenkes RI terkait pemberlakuan vaksinasi booster kedua untuk diperluas pada seluruh kelompok masyarakat yang berusia diatas 18 tahun.

“Keluarnya Surat Edaran ini saya rasa cukup tepat, apalagi kita tahu PPKM sudah dicabut, aktivitas ekonomi sudah seperti normal, laju mobilisasi juga sudah meningkat dan kehidupan sosial sudah mulai marak, jadi saya kira vaksinasi booster kedua ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proteksi masyarakat Indonesia,” jelas Erlina.
Erlina menyebutkan, masyarakat tetap memerlukan vaksin booster kedua. Alasannya, Covid-19 merupakan penyakit yang tidak dapat diprediksi dan tidak terduga.
Dia mencontohkan, China dan Jepang sangat disiplin, salah satunya soal penggunaan masker. Namun akhir-akhir ini kasus Covid-19 di sana meningkat tajam dan angka kematiannya cukup tinggi.
Bahkan di China pada awal Desember 2022 sudah 60 ribu orang yang meninggal karena Covid-19. Kasusnya pernah mencapai 450 ribu per hari pada saat akhir 2022.
Jepang juga mengalami hal serupa, kasus kematiannya terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS). Kasusnya juga pernah 100 ribu per hari.
"Mereka sangat hati-hati bahkan protokol kesehatan (prokes)-nya ketat, namun mereka masih tetap bisa terjadi peningkatan kasus di dua negara tersebut," kata Erlina.
Menurutnya, di negara yang begitu ketat, kasus Covid-19 bisa menjadi tidak terduga karena virusnya selalu bermutasi.
"Inilah akhirnya yang membuat lonjakan beberapa kasus di beberapa negara seperti China, Jepang, Brazil, Jerman, bahkan Korea Selatan," ujarnya.
Takut Sakit Jantung, Animo Masyarakat Ikut Seminar Makin Tinggi, Ingin Tahu Sebab dan Solusinya |
![]() |
---|
Karena Gerd dan Anxiety, Erik Wibowo dan Anxiety Care Indonesia Mengembangkan Sayapnya |
![]() |
---|
Musim Pancaroba Segera Tiba Jangan Lupa Jaga Imun Dengan Vitamin C |
![]() |
---|
Prodia Rilis Aplikasi U by Prodia, Bisa Pantau Tingkat Hipertensi dan Kadar Diabetes |
![]() |
---|
Ini Perhatian untuk Mamah Muda, Salah Pilih Popok Akibatkan Ruam di Kulit, Ini Kata CEO MAKUKU |
![]() |
---|