Berita Nasional
DPR Desak Pemerintah Audit Gudang Produsen Buntut Harga Beras Tak Turun Meski Sudah Impor
DPR RI mendesak pemerintah untuk mengaudit gudang beras di Indonesia. Dicurigai ada keterlibatan mafia membuat harga beras tak turun
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Komisi IV DPR RI mendesak pemerintah untuk mengaudit gudang-gudang beras yang ada di Tanah Air.
Upaya ini dilakukan buntut tak menurunnya harga beras, meski Indonesia telah melakukan impor.
Anggota Komisi IV DPR RI drh. Slamet mengatakan sejak awal sudah mencurigai keterlibatan mafia yang menyebabkan belum turunnya harga beras pada tingkat konsumen.

Padahal beras impor sudah masuk dan Perum Bulog sudah melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga.
Baca juga: Daya Beli Masyarakat Indonesia Saat Ini Dinilai Masih Mampu Menjangkau Harga Beras
“Secara pribadi saya sudah mencurigai adanya mafia beras ini sejak akhir tahun 2022 kemarin. Pasalnya berasimpor sudah masuk namun harga tidak kunjung menurun,” kata Slamet pada Senin (23/1/2023).
Politisi senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menilai, langkah audit semua gudang-gudang perusahaan besar produsen beras menjadi amat penting.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui aliran stok beras dari mana dan kemana stok beras itu didistribusikan.
"Saya pada forum paripurna DPR kemarin (pekan lalu) sudah meminta pemerintah untuk mengaudit gudang-gudang beras milik pengusaha besar. Semoga ini dapat menjadi atensi serius pemerintah,” jelasnya.
Slamet juga meminta Bulog untuk mengevaluasi seluruh jajarannya mengingat besarnya potensi keterlibatan karyawan Perum Bulog dalam rente beras.
Jika terbukti terlibat dan bersalah harus dipecat secara tidak hormat.
“Selain itu satgas pangan juga harus mampu mengusut tuntas para mafia lainnya dan membawanya ke ranah hukum serta diberi hukuman yang maksimal agar ada efek jera,” tegas Slamet.
Baca juga: Food Station Turun Tangan Gelar Operasi Pasar Turunkan Harga Beras yang Mengalami Kenaikan
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso kembali bersuara terkait adanya mafia beras yang memainkan harga beras Bulog sehingga menjadi mahal.
Seharusnya harga beras medium dari Bulog itu dijual Rp 8.300 per kilogram ke pedagang, akan tetapi harga yang didapatkan pada tingkat pedagang jauh lebih tinggi atau lebih mahal.
“Sebenarnya saya sudah tahu, kalau tanda kutip ada mafia, itu memang ada,” ujar Budi dikutip dari Tribunnews.com. (faf)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Tersangka Pemalsuan Izin Tambang Laporkan Ditreskrimum Polda Gorontalo ke Propam Mabes Polri |
![]() |
---|
Anwar Usman Kembali Terpilih menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi Periode 2023-2028 |
![]() |
---|
Hari Internasional Anti Islamophobia,Hamdan Imbau Politisi Tak Narasikan Islamophobia di Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Peringati Hari Kanker Dunia, IHC & Komunitas Penyintas Edukasi Masyarakat-Deteksi Dini Kanker |
![]() |
---|
Kebangkitan Ekonomi Kreatif Dari Regulasi, Buku yang Bersumber dari Hasil Diskusi di Komisi X DPR |
![]() |
---|