Kesehatan
Pasien Hemofilia Yusnidar Beruntung Punya Istri Sabar yang Mau Merawat, Ini Bukan Penyakit Menular
Seperti yang dialami Yusnidar Patah (46), pria kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat itu didiagnosis mengidap hemofilia saat usia 13 bulan.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM, SENEN -- Hemofilia atau kelainan pembekuan darah memang tidak bisa disembuhkan. Namun dengan pengobatan dan perawatan yang tepat penyandangnya bisa hidup normal.
Kelainan pembekuan darah ini diturunkan ibu kepada anak laki-lakinya.
Pria dengan hemofilia akan menurunkan gen tersebut kepada seluruh anak perempuannya.
Seperti yang dialami Yusnidar Patah (46), pria kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat itu didiagnosis mengidap hemofilia saat usia 13 bulan.
Sejak itu pula dia merasakan beberapa penolakan, termasuk urusan cinta.
Hal itu tak menghalanginya ketika bertemu Tetty Puspitasari (50), perempuan bersenyum manis ini menyambut cinta pria yang karib disapa Iyus. Hati Iyus boleh lega.
Baca juga: Kisah Iyus Penyandang Kelainan Darah - Berdamai dengan Hemofilia Sejak Lahir
Sang Ibunda Hindana (84) berpesan, Iyus harus terbuka terhadap hemofilia. Termasuk dengan pasangannya.
Pesan itu lah yang memberanikan Iyus untuk menjalanin hubungan dengan Tetty meski restu keluarga Tetty belum dikantongi.
Pertemuan Awal
Pria hobi olahraga berenang ini mengenang momen pertama kali bertemu sang pujaan hati di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat pada 5 Desember 2007.
"Semenjak di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Galunggung Tasikmalaya, Jawa Barat itu saya mulai terbuka soal hemofilia saya. Lalu, hingga kini bisa berkenalan dengan komunitas hemofilia lainnya di dunia. Dengan keterbukaan itu saya bisa menemukan jodoh saya," ucap Iyus dalam program "Cerita Hati" saat ditemui Wartakotalive.com di PMI DKI Jakarta, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (3/1/2022).
"Mulai saya perkenalkan hemofilia ke ayahnya Tetty, saya beri buku tentang hemofilia secara lengkap. Saya bilang tolong dipelajari dengan orangtua kamu hingga sampai soal pembiayaannya dan lain-lain. Akhirnya saya dibolehkan main ke rumah dia," tambahnya.

Hanya dalam waktu 15 hari, Iyus berhasil meyakinkan Tetty untuk membangun rumah tangga bersama.
"Saya ajak taaruf di IGD RSCM, saat itu pas ada acara komunitas hemofilia. Saya ajak dia biar mengetahui hemofilia detailnya seperti apa," ucap Iyus yang bergabung di Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI) sejak 2003.
Baca juga: Kisah Cinta Iyus, Penyandang Hemofilia Bisa Rebut Hati Istri Dalam 15 Hari
Pendarahan Hebat
Hingga akhirnya, 20 Desember 2007 Iyus resmi meminang Tetty untuk menjadi teman hidupnya.
Menjalani bahtera rumah tangga selama 15 tahun, Iyus masih terus berjuang untuk mendapatkan buah hati.
Hal tersebut tak mengurangi rasa syukurnya karena sang istri selalu menemani di saat suka maupun duka.
Terlebih, saat dirinya mengalami pendarahan hebat pada tahun 2014.
"Saya mengalami pendarahan di lutut sebelah kiri sampai harus pakai kursi roda karena telat suntik faktor 9 (IX)," jelasnya.
"Saat itu lah, istri menemani saya ke kantor yang berada di kawasan Senen, Jakarta Pusat sampai 8 bulan. Saya bekerja masih memakai kursi roda. Pokoknya kalau saya butuh bantuan misalnya untuk ke toilet dia langsung sigap," ungkapnya.
Iyus mengaku bersyukur dan bahagia, menurutnya hemofilia merupakan anugerah terindah yang diberikan Sang Khalik kepadanya.
Berkat hemofilia, Iyus dikelilingi orang-orang yang memang tulus menerima kehadiran dirinya.
Bukan penyakit menular
Berangkat dari cerita Iyus, Kabid Pelayanan Darah UDD PMI Prov DKI Jakarta, dr. Pierlita Rini, M.Biomed buka suara soal kelainan pendarahan atau hemofilia.
Menurutnya, hemofilia dibawa sejak lahir dan bukan penyakit menular.
Hemofilia dapat diturunkan atau diwariskan melalui gen orang tua. Gen adalah pembawa informasi yang menentukan cara kerja tiap sel dalam tubuh.
"Memang penyakit hemofilia ini adalah penyakit dari genetika juga karena turunan. Jadi, makanya enggak boleh ada pembawa sifat gen hemofilia menikah dengan pembawa gen sifat hemofilia juga karena akan menghasilkan gen anak yang hemofilia," ucapnya saat dikonfirmasi.
Pierlita menuturkan, Iyus bisa bertahan hidup dengan hemofilia sampai dengan usia 40 ke atas karena dirinya menjaga dan melakukan perawatan dengan baik.
"Diusahakan pasien-pasien pengidap hemofilia jangan sampai dia terluka atau jatuh sedikit karena dia akan memar. Kalau sudah sampai luka akan lebih parah lagi jadinya bisa sampai transfusi darah," jelasnya.
Ia berpesan, jika masyarakat memiliki gejala seperti anemia (darah rendah), mengalami luka yang pulihnya lama segera datangi rumah sakit.
"Misalnya luka sembuhnya lama itu tolong benar-benar diperhatikan dan berobat konsul ke dokter permasalahannya apa saja. Jangan sembuh sebentar lupa, tetapi kalau sudah sembuh besoknya kumat tolong diperhatikan. Lebih baik lagi pokoknya dituntaskan sampai kita mengetahui diagnosis penyakit kita itu seperti apa," tutup dia. (m27)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Kenali Beberapa Gejala Penyakit Radang Usus: Diare, Sariawan hingga Kelainan Kulit |
![]() |
---|
RS Abdi Waluyo Jakarta Resmikan IBD Center, Tangani Pasien Radang Usus oleh Tim Dokter Multidisiplin |
![]() |
---|
Kasus Campak Meningkat Dinkes DKI Lakukan Imunisasi Massal, Simak Gejalanya |
![]() |
---|
Mengenal Tes DNA, Begini Peruntukkan Sebenarnya di Dunia Kesehatan |
![]() |
---|
Tanggung Jawab Ganda Jadi Tantangan Perempuan di Asia Pasifik Jaga Kesejahteraan Mental dan Fisik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.