Viral di Medsos

Ketua RT Ungkap Fakta Menarik, Pasangan Misterius Pernah Datangi Tiko dan Titip Amplop Isi Uang

Ketua RT 06/02 Noves, tetangga Tiko dan ibu Eni, menceritakan satu fakta menarik yang bisa menjadi titik terang penyelidikan.

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Valentino Verry
warta kota/rendy rutama
Noves Haristeja, Ketua RT 06/RW 02, menceritakan fakta menarik seputar Tiko dan ibu Eni yang tinggal di rumah mewah, namun dalam kondisi buruk. Ternyata pernah ada pasangan misterius yang datang. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ketua RT 06/RW 02, Noves Haristeja, menjadi salah satu orang yang paling dicari wartawan saat ini.

Sebab, sang ketua RT di kawasan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur itu adalah tetangga lama Tiko dan Ibu Eny Sukaesih.

Tiko dan Ibu Eny adalah ibu dan anak yang tinggal di rumah mewah, namun dalam kondisi buruk.

Keberadaan kedua orang itu viral di medsos karena sangt memprihatinkan, meski tinggal di rumah yang megah.

Untuk menggali informasi, Noves menjadi orang yang dianggap paling tahu.

Noves pun mengungkap satu fakta menarik, beberapa tahun lalu.

Menurut Noves, sekitar lima tahun sebelum pemberitaan ini viral, sempat datang kepadanya, pasangan laki dan perempuan, untuk menanyakan kabar Tiko.

"Tapi yang saya tahu, empat atau lima tahun yang lalu, ada seorang wanita dan laki-laki menemui saya, dia mengatakan saya ingin melihat Tiko," kata Noves.

Baca juga: Tinggal di Pos Security untuk Sementara Waktu, Tiko Dapat Bantuan Makanan dari YouTuber

Seusai menanyakan keberadaan Tiko, orang tersebut langsung meminta izin ke Noves bertemu, dan kemudian memberikan sebuah amplop yang rupanya berisikan uang tunai.

Selain itu, orang nomor satu di wilayah tersebut juga memberikan ciri mengenai orang tersebut, yakni menggunakan mobil, dengan plat nomor 'W'.

"Nah itu datang pakai mobil berpelat W, artinya kan dari Jawa Timur ya, antara dari jombang atau dari mana ya, nah ketemu saya izin mau ngeliat Tiko," ujar Noves.

Baca juga: Bagaikan Tempat Wisata, Banyak Warga Penasaran Datang ke Rumah Mewah Tiko dan Berfoto Selfie

"Saya bilang itu Tiko emang pas lagi di pos keamanan, kalau rumahnya sebelah sana. Sebelum pulang, ibu tersebut memberikan amplop berisi uang untuk Tiko, tolong sampaikan ke Tiko ini dari saya, dia bilang gitu," tambahnya.

Noves pribadi tidak mengetahui siapa kedua orang tersebut, namun yang ia ketahui, berdasarkan informasi beredar di sosial media perihal waktu dugaan meninggal ayah dari Tiko, yakni tahun 2015.

"Saya juga tidak tahu pasti apakah itu saudara dari bapaknya atau ibunya. Tapi kalau dilihat dari informasi bapaknya sudah meninggal dari tahun 2015 itu, bisa jadi itu memang bapaknya, soalnya kejadiannya itu lima tahun yang lalu, berarti kan sekitar 2017 kan, mungkin itu sudah kejadian bapaknya sudah meninggal," ucapnya.

Diketahui sebelumnya, kisah Tiko berbeda dengan kebanyakan orang, ia harus seorang diri menerapkan hal itu, terhadap ibunya, yaitu Eny, yang menderita gangguan jiwa, dan kehidupannya yang kini menderita.

Sebelum ditinggal pergi oleh ayah kandungnya, keluarga Eny dikenal tetangga, tergolong yang hidup dalam kemewahan.

Tiko untuk sementara waktu tinggal di pos security dan mendapatkan bantuan makanan dan minuman dari para YouTuber maupun warga sekitar tempatnya.
Tiko untuk sementara waktu tinggal di pos security dan mendapatkan bantuan makanan dan minuman dari para YouTuber maupun warga sekitar tempatnya. (Warta Kota/Rendy Rutama)

Kini, nasib ibu kandung dari Tiko, yakni Eny, dan anaknya tersebut, penuh dibaluti kesedihan.

Diceritakan secara rinci, bukti dari kehidupan mewah mereka itu dapat terlihat saat sebelum kejadian.

Antara lain, dari segi hunian mereka yang terbilang paling mewah, dan paling bagus di sekitar wilayahnya.

Sebelum dilakukan renovasi oleh keluarga Eny, rumah tersebut hanya tergambarkan seperti rumah warga pada umumnya di sekitar hunian.

Sebab, bangunan rumah kala itu tidak diperkenankan untuk direnovasi, dan harus merata dengan lingkungan, mengingat pemilik sebelum itu adalah karyawan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Kemudian, seusai dibeli sama penghuni selanjutnya, lalu dijual ke ayahanda Tiko, rumah itu direnovasi total.

"Lihat saja sekelilingnya, masih nampak kokoh bangunannya, padahal tidak terurus," kata Noves.

Konstruksi bangunan mewah yang dihuni ibu Eny dan Tiko memang masih nampak hingga kini.

Rumah dengan lokasi di Jalan Paron nomor 48, RT 6/RW 2, Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, ini memiliki bangunan dua lantai, dengan empat kamar tidur, yang terbagi, satu pada bagian lantai satu, dan tiga di lantai dua.

Jajaran Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Timur, menyemprotkan disinfektan ke hunian milik ibu Eny dan Tiko, yang terletak di Jalan Peron No 48, RT 6/RW 02, Kamis (5/1/2023).
Jajaran Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Timur, menyemprotkan disinfektan ke hunian milik ibu Eny dan Tiko, yang terletak di Jalan Peron No 48, RT 6/RW 02, Kamis (5/1/2023). (Wartakotalive/Rendy Rutama Putra)

Selain itu, tepat pada bagian sisi utara rumah itu terdapat ruang bagasi kendaraan, dengan luas lebih kurang 13 x 17 meter, yang dapat tersambung ke bagian ruang tengah, dan dapur.

Lalu, bangunan yang memiliki warna cream ini memiliki halaman depan yang dihiasi rerumputan, dan halaman belakang beserta tambahan kolam ikan, dengan ukuran lebih kurang 7 x 2 meter.

Material yang digunakan untuk membangun hunian tersebut nampaknya terbuat dari bahan pilihan.

Sebab, lebih kurang 20 tahun berjalan, dan rumah tersebut diungkapkan Noves terbengkalai hingga kini, masih nampak berdiri kokoh, tanpa ada sedikit pun tembok yang retak.

"Kita juga bisa lihat aja sekarang gimana, masih terlihat megah, dan kokoh," jelas Noves.

Mirisnya, seusai konflik keluarga Eny datang, kemewahan yang tercipta kala itu, kini tinggal Kenangan.

Antara lain, warna tembok menjadi kotor dan kusam karena tidak pernah dibersihkan, atap ruangan pun nampak bolong sebab lapuk, lalu setiap sudut ruangan terlihat berantakan.

Tidak berhenti sampai disitu, ruang dapur yang dilengkapi meja dengan bahan keramik bermotif ukiran dari batu pun juga nampak rusak.

Jika diperhatikan, ruang dapur tersebut juga terlihat mirip dengan nuansa mini bar.

Halaman belakang dan depan juga terlihat dipenuhi rumput liar tinggi menjulang.

Setiap sisi tembok bangunan rumah juga dipenuhi lumut berwarna hijau yang nampak menyeluruh.

Jika menarik ke topik mengenai penyebab secara rinci konflik kehidupan kelurga Eny dan Tiko, Noves mengakui tidak tahu secara jelas.

"Namun yang saya tahu, bapaknya Tiko pulang ke kampung halamannya di daerah Jawa, meninggalkan mereka," imbuh Noves.

Saat ditinggal ayahnya, Tiko diketahui masih aktif bersekolah dibangku SMP kelas 1.

Ironisnya, Tiko terpaksa harus berhenti mengenyam pendidikan, karena dilarang keras oleh ibundanya.

Ditegaskan Noves, saat itu merupakan titik depresi seorang ibu Eny.

"Saat itu, kemudian listrik dicabut karena faktor ekonomi," jelasnya.

Kehidupan ekonomi menjadi drop, membuat Tiko berinisiatif mencari cara untuk tetap dapat hidup.

Cara yang dilakukannya ternyata meminta sumbangan dengan berkeliling hunian tetangga rumahnya.

Tidak hanya itu, Tiko juga kerap menjual beberapa parabot di rumahnya, untuk mendapatkan uang, dan juga bekerja sebagai penjaga Warung Internet (Warnet) atau operasional warnet.

"Ketika saya menjadi pengurus RT, lalu saya tawarkan Tiko untuk menjadi petugas keamanan," lugasnya.

Kabar terkini, Jumat (6/1), Eny masih mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Daerah (RSKD) Duren Sawit Jakarta Timur didampingi Ketua RT dan RW setempat.

Menurut Direktur RSKD, dr Nikensari Koesrindartia, Eny kini kondisi Eny perlahan membaik.

"Ibu Eny dilayani dengan baik dikonsulkan dengan dokter ahli jiwa, dan masih dalam penanganan medis, hingga pendampingan oleh dokter psikiater sejak dibawa ke RSKD Duren Sawit pada 30 Desember 2022," jelas Nikensari.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved