Banjir Jakarta

Banjir Rob Kerap Terjadi di Pesisir Jakarta Utara, Musala Tenggelam Jadi Saksi Bisu

Persis di belakang tanggul pantai ini, terlihat sebuah musala tenggelam menjadi saksi bisu dataran pesisir Jakarta Utara

Wartakotalive/M Rifqi Ibnumasy
Sebuah mushola di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara terlihat tenggelam menjadi saksi bisu dataran pesisir Jakarta Utara yang kini sudah menjadi bagian dari lautan. 

WARTAKOTALIVE.COM, PENJARINGAN - Fenomena banjir rob yang disebabkan pasang air laut di pesisir Jakarta Utara menjadi pemandangan lumrah tiap terjadi fenomena gerhana bulan.

BPBD DKI Jakarta mengungkap, sembilan wilayah seperti Kalibaru, Cilincing, Marunda, Kamal, Ancol, Pluit, Penjaringan, Kapuk Muara, Kamal Muara berpotensi diterjang banjir rob saat air laut pasang.

Saat Wartakotalive.com mendatangi tanggul pantai yang berbeda di wilayah Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.

Persis di belakang tanggul pantai ini, terlihat sebuah musala tenggelam menjadi saksi bisu dataran pesisir Jakarta Utara yang kini sudah menjadi bagian dari lautan.

Baca juga: Heru Budi Hartono Waswas Dapat Kabar BPBD DKI Soal Banjir Rob: Doain yang Baik-baik Saja

Tanggul dengan ketinggian sekitar dua meter tersebut menjadi benteng pertahanan terakhir pemukiman warga dari luapan pasang air laut.

Di sepanjang tanggul, terlihat resapan-resapan air laut masih mengalir dari celah-celah beton yang berlubang. 

Tak hanya itu, pada sisi pondasi tanggul terdapat lumbang tanah yang disebabkan oleh material yang amblas.

Seorang warga Muara Baru, Jamuri (50) mengaku keberadaan tanggul pantai menjadi pertahanan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir.

"Aman, karena saya sendiri sering mancing di sini jadi tahu. Jadi dengan adanya tanggul ini warga Muara Baru merasa aman air laut tidak meluber ke dalam," kata Jamuri di lokasi, Rabu.

Baca juga: VIDEO Pondasi Berlubang hingga Resapan Air Laut Masih Menjadi Momok di Tanggul Muara Baru

Jamuri menjelaskan, awalnya tanggul pantai di Muara Baru tak setinggi sekarang. Pada masa itu, air laut sering masuk ke pemukiman warga.

"Kalau sekarang tahunya lebih tinggi lagi dulu sih sekitar segini masih rendahan, jadi air laut itu gampang masuk ke darat gitu," ujarnya.

"Kalau dulu air laut sering masuk ke daratan tapi sekarang Alhamdulillah udah nggak paling di wilayah lain masih sering," pungkasnya. (m38)

Sumber: Warta Kota
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved