Berita Nasional

Harga Minyak Dunia Terus Turun, Ekonom: Idealnya Harga Pertalite Turun jadi Rp 8.100 per Liter

Harga minyak mentah Brent pada perdagangan Jumat (30/12) atau hari terakhir perdagangan pada 2022 bertengger di level US$ 85,91 per barel.

Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Rafsanjani Simanjorang
ILUSTRASI: Sejumlah SPBU di Kota Tangsel mengalami kekosongan BBM jenis Pertalite, dan ini mengganggu aktivitas mereka. 

 
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Harga minyak dunia kini sedang berada pada posisi terpuruk.

Terkait kondisi itu, pemerintah disebut memiliki ruang untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yakni Pertalite dan Solar, seiring harga minyak dunia dalam tren menurun.

Apalagi, pemerintah pernah berjanji akan menurunkan harga BBM apabila harga minyak turun.

Namun, hingga kini janji itu tak terbukti.

 Tercatat, harga minyak mentah Brent pada perdagangan Jumat (30/12) atau hari terakhir perdagangan pada 2022 bertengger di level US$ 85,91 per barel.

Sementara, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dibanderol US$ 80,26 per barel.

Baca juga: Banjir di Semarang Hambat Perjalanan Kereta, Calon Penumpang Menumpuk di Stasiun Pasar Senen

Harga minyak saat ini sudah jauh menurun dibandingkan puncak tertingginya pada 8 Maret 2022 yang tercatat sebesar US$ 127,98 per barel.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, alasan pemerintah memiliki ruang menurunkan harga BBM bersubsidi karena dari sisi pendapatan pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) capaiannya sudah melebihi target.

Selain itu, berkah dari harga komoditas energi seperti minyak dan gas (migas) serta batubara cukup besar sepanjang 2022 sehingga bisa mendongkrak penerimaan.

Faktor lain, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang semakin kecil pada tahun depan, yakni ditargetkan 2,84 persen dari produk domestik bruto (PDB), membuat alokasi dana subsidi yang belum terpakai bisa digunakan untuk menurunkan harga BBM.

Baca juga: Megawati Akan Umumkan Capres, Peluang Ganjar Pranowo Masih Terbuka meski Elit Partai Condong ke Puan

Dia menambahkan, idealnya harga BBM yang turun justru bisa mendorong perekonomian, laju usaha transportasi yang mulai naik paska Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut.

“Jadi penurunan harga bbm merupakan stimulus yang ditunggu pelaku usaha dan konsumen. Saya lihat juga jelang tahun politik dan pergerakan harga minyak yang lebih rendah pada 2023,” tutur Bhima yang dikutip dari Kontan, Minggu (1/1/2023).

Dengan perkiraan harga minyak yang lebih rendah di 2023 tersebut, Bhima mengatakan, seharusnya pemerintah menurunkan harga BBM.

Problemnya, tarik ulur penurunan harga BBM ini jika tidak segera dilakukan maka pemerintah akan kehilangan momentum perputaran roda ekonomi.

Baca juga: Massa HMI Penuhi Kawasan Patung Kuda, Tolak Harga BBM Naik hingga Desak Jokowi Pecat Sri Mulyani

Halaman
12
Sumber: Kontan
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved