Polisi Tembak Polisi

Psikolog Sebut Mental Bharada E Sempat Down Setelah Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J

Psikis Bharada Elizer, atau Richard Pudihal Lumiu terdakwa pembunuhan berencana Brigadir J sempat down setelah rekonstruksi

Penulis: Nurmahadi | Editor: Dian Anditya Mutiara
Warta Kota/ Yulianto Anto
Bharada E membantah sejumlah keterangan Ferdy Sambo di sidang kasus pembunuhan Brigadir J di PN Jaksel, Rabu (7/12/2022). Mulai dari konfirmasi ke Yosua, hingga mengaku tidak ikut menembak Yosua. 

WARTAKOTALIVE.COM, PASAR MINGGU- Psikis Bharada Elizer, atau Richard Pudihal Lumiu terdakwa pembunuhan berencana Brigadir J sempat down setelah rekonstruksi

Hal tersebut diungkap oleh Ahli Psikologis Klinik Dewasa, Liza Marielly saat menjadi saksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (26/12/2022)

"Menurut pengamatan observasi saya, sempat mengalami down sedikit setelah rekonstruksi," kata Psikolog Klinik Dewasa, Liza Marielly Djaprie.

Oleh karena itu, tim psikolog pun berupaya melakukan terapi untuk memperlancar proses assesment berikutnya.

Baca juga: Bharada E Banyak Mainkan Tangan dan Hindari Kontak Mata Saat Pertama Assesment Psikologi

"Kita kembali melakukan terapi untuk membantu dia lebih rileks," ujar Liza.

Padahal, pada pertemuan-pertemuan sebelumnya kondisi Richard secara psikolgis diungkap Liza sudah lebih baik dibandingkan pertemuan pertama. 

Apalagi pada saat adanya pendampingan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

"Jauh lebih bisa kontak mata, lebih santai, lebih bisa untuk tektokannya itu lebih enak," kata Liza.

Tak hanya itu, Liza Marielly juga membeberkan kondisi Bharada E saat menjalankan asessment Psikologi pertama kalinya.

Baca juga: Ahli Filsafat: Budaya Siap Komandan di Polisi Buat Bharada E Bingung Saat Disuruh Tembak Brigadir J

Saat pertama kali bertemu, Psikolog Klinik Dewasa, Liza Marielly Djaprie menjelaskan bahwa Richard tampak dalam kondisi cemas.

Kecemasan itu disebut Liza tergambar dari perilaku yang ditunjukkan Richard, yaitu banyak memainkan tangan dan menghindari kontak mata.

"Pada saat pertama bertemu itu, menurut pengamatan kondisinya masih sangat cemas. Jadi dia banyak sekali mainin tangan. Kemudian menjaga tidak ada kontak mata," katanya di ruang sidang utama.

Tak hanya itu, Richard juga menjawab pertanyaan-pertanyaan Liza dengan volume yang cukup rendah.

Namun, jawaban tersebut masih dapat terdengar dan disampaikan dengan cukup runut.

"Walaupun pelan, Richard masih mampu untuk mengelaborasi pertanyaan. Kemudian menceritakan secara runut apa yang terjadi kepadanya," ujar Liza. (m41)

 

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved