Polisi Tembak Polisi

Alami Hipomania, Ahli Psikologi Kilinik Sebut Bharada E Tutupi Rasa Cemas dengan Semangat Berlebih

Ahli Psikologi Klinik Dewasa, Liza Marielly Djaprie, mengatakan bahwa Richard Eliezer alami perubahan emosional di setiap assesment.

Penulis: Nurmahadi | Editor: Sigit Nugroho
Kompas TV
Ahli Psikologi Klinik Dewasa, Liza Marielly Djaprie, mengatakan bahwa Richard Eliezer alami perubahan emosional di setiap assesment. 

WARTAKOTALIVE.COM, PASAR MINGGU - Ahli Psikologi Klinik Dewasa, Liza Marielly Djaprie, ungkap psikis Bharada Richard Eliezer (Bharada E) setelah peristiwa penembakan Brigadir Joshua Hutabarat (Brigadir J).

Liza mengatakan bahwa Richard Eliezer alami perubahan emosional di setiap assesment.

Pada assesment pertama, Richard Eliezer terlihat cemas dan takut.

Sedangakan dalam assesment terakhir, dia cenderung bersemangat.

Baca juga: VIDEO Richard Eliezer Diminta Sambo Untuk Ikut Bertanggung Jawab Atas Kematian Brigadir Yosua

Baca juga: Bharada E atau Richard Eliezer Diminta Sama-sama  Bertanggung Jawab Usai Menembak Brigadir Yosua

Baca juga: Hasil Tes Poligraf, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Terindikasi Berbohong, Richard Eliezer Jujur

Cemas dan takut yang dialami Richard Eliezer diketahui telah bertransformasi menjadi hipomania.

"Ini kemudian emosi takut ini tertransformasi menjadi ada kecenderungan hipomania," kata Liza Marielly Djaprie kepada awak media, Senin (26/12/2022).

Liza menjelaskan bahwa hipomania merupakan kondisi di mana seseorang tampak sangat berenergi dan bersemangat, tak seperti biasanya.

"Jadi setelah takut, sepertinya kemudian Richard Eliezer itu memutuskan untuk 'Oke saya harus melakukan sesuatu atas kondisi ini," ujar Liza.

BERITA VIDEO: Bharada E Dikunjungi Orangtua untuk Rayakan Natal Dalam Bui

Namun di balik semangat berlebih tersebut, ada kecemasan yang terpedam.

Kondisi demikian diketahui berbeda dari assesment pertama terhadap Richard Eliezer.

Saat pertama kali bertemu, Liza menjelaskan bahwa Richard Eliezer tampak dalam kondisi cemas.

Kecemasan itu disebut Liza tergambar dari perilaku yang ditunjukkan Richard Eliezer, yaitu banyak memainkan tangan dan menghindari kontak mata.

"Pada saat pertama bertemu itu, menurut pengamatan kondisinya masih sangat cemas. Jadi dia banyak sekali mainin tangan. Kemudian menjaga tidak ada kontak mata," terang Liza.

Tak hanya itu, Richard Eliezer juga menjawab pertanyaan-pertanyaan Liza dengan volume yang cukup rendah.

Namun, jawaban tersebut masih dapat terdengar dan disampaikan dengan cukup runut.

"Walaupun pelan, Richard masih mampu untuk mengelaborasi pertanyaan. Kemudian menceritakan secara runut apa yang terjadi kepadanya," ungkap Liza.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved