Kuliner Jakarta
Kuliner Jakarta: Rumah Makan Bebek dan Ayam Kampung Mas Budi, Kisah Sepotong Bebek Merambah Ibu Kota
Rumah Makan Bebek dan Ayam Kampung Mas Budi yang populer di Jawa Tengah kini merambah Ibu Kota dengan membuka gerai ke-79 di Joglo, Jakarta Barat.
Penulis: Max Agung Pribadi | Editor: Max Agung Pribadi
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Awal tahun ini terbetik kabar bahwa Rumah Makan Bebek dan Ayam Kampung Mas Budi bakal buka cabang di Purwokerto.
Itulah cabang ketujuh dari rumah makan yang dimulai dari sebuah angkringan di Semarang ini.
Dalam kurun waktu kurang dari setahun, rumah makan itu ternyata sudah berkembang menjadi 69 cabang di berbagai kota di Pulau Jawa. Apa rahasianya?

Sebelum membuka gerai di Purwokerto itu, mereka membuka dapur di Wangon, kota kecil dekat perbatasan Jawa Tengah-Jawa Barat.
Bukan tanpa alasan dapur tidak dibangun di satu kota dengan gerai penjualan.
“Kami ingin mendekatkan dapur itu ke beberapa kota di sekitarnya yang secara jarak tidak terlalu jauh tapi bisa menjangkau sekaligus beberapa kota yang punya pangsa pasar potensial. Kita hanya menambah ongkos transportasi yang tidak besar,” tutur Gita Patria Wardhana yang didapuk sebagai General Manager Bebek dan Ayam Kampung Mas Budi, saat kami berbincang di gerai terbarunya di Jalan Joglo Raya, Jakarta Barat, Selasa (20/12/2022).
Terbukti, dengan dapur di Wangon, Gita juga bisa melebarkan sayap ke kota-kota kecil di sekitarnya, mulai dari Cilacap, Kroya, sampai Purwokerto.
Gerai di Purwokerto yang digarap langsung oleh Gita itu menjadi semacam batu lompatan bagi bisnis Mas Budi yang mulai dirintis di pusat kota Semarang tahun 2016.
Di Purwokerto, sambutan warga antusias.
Dengan keberhasilan di Purwokerto, Gita dapat meyakinkan Setyo Budi, pemilik brand Mas Budi, untuk menggarap bisnis bebek dan ayam goreng itu dengan manajemen lebih modern yang efisien dan efektif kinerjanya.
Baca juga: Kuliner Jakarta: RamenYA! Peroleh Sertifikat Halal, Undang Habib Jafar agar Lebih Afdol
Setyo Budi adalah pengusaha berusia 39 tahun yang tinggal di Semarang. Setelah gagal nyaleg dan sempat terpuruk, Budi bangkit dengan usaha angkringan pada 2016.
Ia lalu memulai jualan bebek dan ayam kampung goreng pada 2019 hingga kini merajai hidangan penyetan di Semarang dan sekitarnya.
Investor pun kini semakin tertarik dan berlomba ingin bergabung mengembangkan bisnis penyetan Mas Budi ini.
Dengan modal sekitar Rp 500 juta sampai Rp 1,5 miliar mereka bisa ikut berkontribusi dan menikmati jatuh bangun bisnis ini.