Warta Pendidikan
Rekomendasi Kegiatan Liburan Akhir Tahun bagi Pelajar yang Ingin Kuliah di Universitas Kelas Dunia
Crimson Education tidak sekadar memberikan bimbingan kepada pelajar Indonesia yang bercita-cita untuk melanjutkan studinya di luar negeri
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Melanjutkan studi ke luar negeri, khususnya ke universitas kelas dunia seperti Universitas Oxford, Universitas Cambridge, MIT, Universitas Stanford, atau Universitas Columbia dan Universitas Yale yang termasuk jajaran Ivy League merupakan cita-cita banyak pelajar Indonesia.
Namun, berhasil melewati seleksi super kompetitif yang diikuti puluhan ribu pelajar dari seluruh belahan dunia bukanlah perkara mudah.
Pasalnya, tahapan seleksi universitas-universitas kelas dunia tidak hanya panjang, tetapi juga mensyaratkan standar yang tinggi.
Standar yang tinggi bukan berarti hanya mahasiswa yang luar biasa cerdas yang dicari, karena sesungguhnya prestasi akademis saja tidak cukup untuk menjamin keberhasilan calon mahasiswa diterima di universitas-universitas kelas dunia.
Berbeda dengan sistem pendidikan Indonesia yang mengutamakan pencapaian akademis, sistem pendidikan di Amerika Serikat (AS) dan Inggris–yang menaungi sebagian besar universitas kelas dunia–cenderung bersifat holistik.
Baca juga: Dua Universitas Lokal Gandeng Singapore Management University Dukung Ekonomi Startup Indonesia
Dengan pendekatan holistik inilah calon mahasiswa akan dinilai admissions officer (petugas seleksi universitas) secara utuh sebagai seorang individu yang memiliki minat, bakat, dan karakter yang unik.
Dari penilaian tersebut, admissions officer kemudian dapat mempertimbangkan nilai dan manfaat yang dapat calon mahasiswa tersebut kontribusikan kepada universitas pilihannya.
Menurut Vanya Sunanto, Country Manager, Indonesia di Crimson Education, konsultan pendidikan ternama yang menyediakan bimbingan seleksi penerimaan universitas-universitas kelas dunia, mempersiapkan profil pelajar Indonesia agar siap bersaing dengan puluhan ribu pelajar dari seluruh belahan dunia memerlukan proses yang panjang.
“Untuk menembus universitas-universitas seperti Ivy League, Stanford, MIT, Oxford, atau Cambridge, kelas 9 atau setara dengan kelas 3 SMP adalah waktu yang paling ideal bagi pelajar Indonesia untuk mulai mempersiapkan diri. Sebagai langkah awal, mulailah dengan menjaga nilai rapor agar tetap baik, sembari mengeksplorasi kegiatan di luar sekolah yang diminati, misalnya kompetisi debat berbahasa Inggris, kompetisi Model United Nations (simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa), atau kursus coding (pemrograman),” papar Vanya Sunanto melalui keterangan tertulisnya, Senin (19/12/2022)
Di mata admissions officer, profil ekstrakurikuler yang kuat tidak hanya menandakan kesungguhan siswa dalam bidang yang ia minati, tetapi juga bukti komitmen dan konsistensi siswa dalam mengembangkan bakatnya tanpa mengabaikan pencapaian akademisnya.
Baca juga: Kukuhkan 460 Wisudawan secara Luring, Rektor ISTN Singgung Peran Kampus Ciptakan Pemimpin Bangsa
Sayangnya, hal ini kerap luput dari perhatian pelajar Indonesia. Vanya Sunanto mengakui bahwa hal ini disebabkan oleh persepsi kegiatan ekstrakurikuler di Indonesia dengan di Amerika Serikat dan Inggris memang berbeda, tetapi bukan berarti pelajar Indonesia memiliki kesempatan yang kecil untuk dapat melanjutkan studinya di kedua negara tersebut.
“Pengembangan profil ekstrakurikuler harus dimulai dari eksplorasi minat dan bakat siswa, karena kegiatan yang dilakukan dengan sepenuh hati dapat membuahkan dampak yang positif. Profil yang solid tidak berarti sang siswa harus menjadi siswa segala bisa, ia hanya perlu mendalami dua atau tiga kegiatan yang berkesinambungan dan mendemonstrasikan nilai-nilai kepemimpinan di dalamnya.
Bagi pelajar Indonesia, mungkin ini terdengar tidak mudah, tetapi di sinilah peran Crimson Education yang siap membantu mengembangkan profil ekstrakurikuler pelajar Indonesia demi berhasil menembus universitas kelas dunia,” papar Vanya Sunanto lebih jauh.
Crimson Education tidak sekadar memberikan bimbingan kepada pelajar Indonesia yang bercita-cita untuk melanjutkan studinya di luar negeri, tetapi juga menawarkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang dapat turut mematangkan profil pelajar Indonesia, di antaranya PwC Global Case Competition yang merupakan business case competition berbasis virtual terbesar di dunia bagi pelajar berusia 13 hingga 18 tahun.
Baca juga: Dua Mahasiswa UI Dinobatkan Duta Bahasa Nasional 2022 Berkat Kedai Kopi Multilingual
Sekum GMKI: Ada Yang Membuat Sertijab Tandingan karena Menolak Hasil Kerja Formatur Pengurus Pusat |
![]() |
---|
FTUI Tambah Fasilitas Energi Baru Terbarukan untuk Kelola Lingkungan Hidup |
![]() |
---|
UIN Syarif Hidayatullah Gelar Simposium Internasional Hubungan Diplomasi Budaya Indonesia-Turki |
![]() |
---|
Dua Universitas Lokal Gandeng Singapore Management University Dukung Ekonomi Startup Indonesia |
![]() |
---|