Jelang Nataru
Pemprov DKI Jakarta tak Mampu Atasi Gejolak Harga Telur Ayam Jelang Nataru
Pemprov DKI Jakarta tampaknya tak mampu mengatasi gejolak harga komoditas telur ayam, karena itu diserahkan pada mekanisme pasar.
Penulis: Leonardus Wical Zelena Arga | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah memfokuskan diri pada tiga hal untuk mengantisipasi gejolak pangan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Dilansir dari website berita resmi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta beritajakarta.id, tiga hal yang menjadi fokus utama tersebut terdiri dari ketersediaan stok, memberikan jaminan, dan kestabilan harga.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati.
"Untuk ketersediaan stok pangan di Jakarta, secara hitungan neraca bahan pangan berada pada kondisi aman hingga Maret 2023 mendatang," ujar Eli, Sabtu (17/12/2022).
Eli mengatakan, apabila terdapat angka yang tipis antara stok dan kebutuhan, biasanya hal tersebut terjadi untuk produk hortikultura seperti cabai.
Karena cabai masuk dalam golongan bahan pangan yang tidak bisa ditahan lama.
Kemudian, Eli menginformasikan untuk stabilitas harga pangan di DKI Jakarta menjelang Nataru dapat dikendalikan, kecuali telur.
"Kenaikan harga dan ketersediaan telur dan cabai perlu diwaspadai. Karena selain tidak bisa ditahan lama, juga belum memasuki puncak panen," ucap Eli.
Baca juga: Aneh, di Kota Bekasi Pasokan Telur Ayam Melimpah, Harga Malah Naik
Namun demikian, untuk stok daging sapi dan ayam, Eli memastikan aman.
Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta melalui PT Food Station Tjipinang Jaya (FSTJ) aktif menjalin kerja sama atau kemitraan dengan daerah produsen.
Hal tersebut dilakukan untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga beras di DKI Jakarta.
Eli menjelaskan, PT FSTJ bersama Perum Bulog terus berupaya menjaga stabilitas harga beras melalui program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH).
Baca juga: Tri Rismaharini Bantu Emak-emak Cairkan Bansos untuk Atasi Kenaikan Harga Telur Ayam
"Badan Pangan Nasional melalui Bulog sudah bekerja sama langsung dengan PT FSTJ untuk memastikan harga beras medium tidak lebih dari Rp 8.900 per kilogram," kata Eli.
Ia mengatakan bahwa pihaknya juga bekerja sama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM).