Sejarah Jakarta
Sejarah Jakarta: Seperti Ini Kelahiran Lenong di Betawi Hingga Buat Olga Syahputra Tenar
Siapa yang tidak kenal kesenian lenong? Seni yang menjadi kebudayaan Betawi itu berpengaruh pada sejarah Jakarta.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Desy Selviany
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Siapa yang tidak kenal kesenian lenong? Seni yang menjadi kebudayaan Betawi itu berpengaruh pada sejarah Jakarta.
Sejarah lenong sendiri diduga sudah eksis sejak tahun 1920-an saat tanah Jakarta masih dijajah oleh Belanda.
Dikutip dari https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/ lenong merupakan seni pertunjukkan khas Betawi dengan dialog yang mengalir spontan, ceplas-ceplos yang dibumbui dengan humor.
Kekhasan lain dalam seni teatrikal rakyat Betawi itu adalah alunan musik Gambang Kromong serta interaksi para pemain dengan penontonnya.
Selain bertujuan menghibur, Lenong Betawi merupakan bentuk tradisi yang merefleksikan identitas masyarakat Betawi yang jujur, apa adanya, bersahabat, terbuka terhadap perbedaan maupun kemajuan jaman.
Pada sejarah lenong, diiperkirakan seni Lenong Betawi telah eksis sejak 1920-an.
Lenong Betawi merupakan produk budaya khas Betawi yang dipengaruhi oleh unsur pertunjukkan seni opera Eropa, Melayu hingga Tionghoa.
Dalam pertunjukkan Lenong, selalu penuh makna dan pesan. Entah pesan satire (kritik) sosial, pembelaan terhadap kelompok yang lemah, atau respon masyarakat menghadapi ragam dan dinamika kehidupan sosial.
Ada beberapa versi terkait sejarah dan asal muasal Lenong Betawi.
Versih pertama menyebut, Lenong berkembang di akhir abad ke-19, tepatnya tahun 1920-an yang dikembangkan oleh orang China bernama Lian Ong.
Sebelumnya, ia terinspirasi dari teater bernama Pekyu dari Jawa Timur. Tak sekadar meniru teater, Lian Ong menambahkan beragam unsur mulai dari pantun hingga tarian hingga lama-lama terkenal dengan sandiwara si Lian Ong.
Lantaran pelafalan Lian Ong itu lama kelamaan berubah menjadi sebuah nama baru yaitu Lenong.
Ada juga yang berpandangan bahwa seni itu muncul dari obrolan ringan sesama pedagang di pasar di sekitar tahun 1920-an hingga kemudian membentuk sebuah kelompok serta menambahkan unsur bunyi-bunyian menggunakan alat dapur sehingga menghasilkan suara nang-neng-nong.
Baca juga: Lenong, Gambang Kromong Hingga Kuliner Khas Betawi Ramaikan Pekan Lebaran 2022 di Setu Babakan
Lantaran bunyi dan obrolan serta candaan antar pedagang itu kemudian orang Betawi menyebutnya Lenong.
Mulanya seni teater yang mengadaptasi komedi Stambul itu dipertunjukkan dari kampung ke kampung.
