Berita Jakarta
Kolaborasi Pemprov DKI dan Pemerintah Pusat Normalisasi Kali Ciliwung
Pemprov DKI Jakarta berkolaborasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam proyek normalisasi Kali Ciliwung pada 2023.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Mochamad Dipa Anggara
Gerebek Lumpur
Pemprov DKI Jakarta juga melakukan program Gerebek Lumpur. Pada tahun ini, sampai 18 November 2022, Dinas SDA telah mengeruk lumpur hingga 1.054.453,60 meter kubik atau 70,2 persen dari perencanaan.
“Lumpur itu dikumpulkan dari 402 lokasi yang tersebar di wilayah Jakarta,” tutur Yusmada.
Program Gerebek Lumpur, lanjutnya, merupakan salah satu cara penanganan prabanjir. Proyek ini dilaksanakan di lokasi rawan genangan akibat luapan air maupun pendangkalan saluran, sehingga meningkatkan kapasitas tampung badan air.
“Untuk periode 2021, program Gerebek Lumpur dilaksanakan di 675 lokasi dan lumpur yang telah dikeruk mencapai 1.652.878,3 meter kubik, tersebar di Provinsi DKI Jakarta,” ucapnya.
Tidak hanya Gerebek Lumpur, Dinas SDA juga menggiatkan pembangunan sumur resapan pada 2021. Yusmada mengemukakan, pada dasarnya pembangunan sumur resapan bertujuan untuk kegiatan konservasi air tanah. Namun, di titik-titik yang sering terjadi genangan, sumur resapan efektif untuk penanganan genangan.
Dia menambahkan, Dinas SDA pun melakukan pemeliharaan sarana atau prasarana berupa pompa stasioner (498 unit di 178 lokasi), alat berat (228 unit), dan pintu air (547 lokasi) yang tersebar di Jakarta.
Termasuk pompa mobile 461 unit, sebagai penunjang pompa stasioner, di lokasi rawan genangan wilayah DKI Jakarta.
Sementara itu, Sekretaris Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta Dudi Gardesi memaparkan, sumur resapan berfungsi untuk konservasi air tanah dan penanggulangan genangan.
Dalam hal konservasi air tanah, air yang ditampung dalam sumur resapan diresapkan ke bawah tanah, sehinga dapat mempertahankan atau menambah cadangan air tanah.
“Penambahan air tanah tersebut dapat mengurangi penurunan muka air tanah akibat pengambilan air tanah,” jelasnya.
Dalam hal penanggulangan banjir, kata Dudi, sumur resapan dapat menambah kapasitas penampungan air hujan dan mengurangi limpasan aliran permukaan, sehingga mengurangi beban saluran perkotaan. Hal tersebut dapat optimal dengan kondisi intensitas hujan rendah-sedang dan limpasan yang bersifat lokal, bukan merupakan kiriman dari limpasan permukaan lokasi lain.
“Jadi, sumur resapan adalah upaya konservasi air tanah untuk mempertahankan cadangan air tanah, sehingga mencegah terjadinya land subsidence (penurunan muka tanah), sekaligus merupakan bagian dari keseluruhan upaya peningkatan infrastruktur penanganan genangan di Jakarta,” pungkasnya.