Berita Nasional

Mahasiswa Jurusan Apoteker Korban PN UKAI Kembali Geruduk Kemendikbudristek

Sebelumnya mereka ajukan gugatan ke PTUN, guna membatalkan SK Komite Farmasi Nasional (KFN) yang menjadi dasar pembentukan PN UKAI.

Editor: Feryanto Hadi
ist
Mahasiswa apoteker menggelar demonstrasi di depan Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Barat (PN Jakbar) dan Kemendikbudristek. 

Sebanyak 500 mahasiswa hadir di depan Kantor Kemendikbudristek. Wiryawan mengungkapkan, massa mahasiswa tersebut berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. 

Adapun dalam kesempatan itu, mereka meminta pejabat perwakilan Kemendikbudristek untuk keluar menemui massa dan memenuhi tuntutan mereka. 

"Karena tiga kali kami masuk ke dalam, tapi tidak ada tindak lanjut," ucap Wiryawan. 

Perwakilan Kemendikbudristek sendiri sempat tak keluar menemui massa. Karenanya massa menggoyang-goyangkan pagar, hingga sedikit merusak bagian pada pagar. 

Beberapa jam kemudian, perwakilan Kemendikbudristek yang di antaranya dari inspektorat dan direktorat terkait, menemui massa dan berbicara di tengah-tengah mereka. Meski begitu, jawaban pihak Kemendikbudristek dinilai tak memuaskan. 

"Kami menunggu dua jam. Kami ancam blokade baru mereka mau menemui kami," kata Wiryawan. 

Baca juga: UTA 45 Siap Perjuangkan Nasib Ribuan Calon Apoteker yang Tak Lulus Uji Kompetensi dengan Metode CBT

"Tanggapan mereka masih normatif. Maksudnya tidak ada satu pun yang sifatnya konkret. Jadi jawabannya sifatnya masih diplomatis. Tapi kita akan tunggu ada tuntutan kita terkait pembubaran PN UKAI harus segera dilakukan," imbuhnya. 

Wiryawan meminta PN UKAI segera dibubarkan. Mengingat, hingga kini mereka masih terus melakukan kerja-kerja terkait uji kompetensi. Jika tuntutan ini tak segera dipenuhi, mereka berjanji akan kembali mendatangi Kemendikbudristek dengan jumlah massa mahasiswa yang lebih besar. 

"Karena bulan depan ini sudah melaksanakan TO (try out) lagi ini, panitia (PN UKAI) yang ilegal ini. Makanya tadi kami minta secepatnya, harus segera. Kalau perlu dalam minggu-minggu ini harus segera dibekukan," tandasnya. 

"Kami akan datang lagi jika tuntutan kami tak dipenuhi. Bahwa sebelumnya kami datang 30 orang, kemudian naik jadi 100, 150 kemudian hari ini 500 orang. Nanti selanjutnya kita optimalkan 1.000 orang seluruh Indonesia," lanjut Wiryawan.

Sumber: Warta Kota
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved