Kata Hendra Kurniawan ke Kombes Agus Soal Skenario Ferdy Sambo: Kita Dikadalin Gus!

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Eks Kaden A Ropaminal, Kombes Agus Nurpatria, mengatakan akhirnya tahu bahwa peristiwa tembak menembak di rumah Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, setelah diberi tahu oleh atasannya mantan Karo Paminal Propam Polri Hendra Kurniawan.

Menurut Agus, Hendra Kurniawan mengatakan kepadanya bahwa semua orang sudah dibohongi dan diperdaya oleh Ferdy Sambo dengan skenario yang disusunnya, terkait kematian Brigadir J. Namun skenario itu akhirnya terbongkar,

Hal tersebut dikatakan Agus Nurpatria saat menjadi saksi di sidang kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo dengan terdakwa Bharada Richard Eliezer, Kuat Ma'ruf, dan Bripka Ricky Rizal di PN Jaksel, Senin (28/11/2022).

Menurut Agus, ia dan Hendra sempat ditempatkan dalam tempat khusus (patsus) lantaran melanggar etik dalam penanganan kasus tewasnya Brigadir J.

Sebelum di patsus, kata Agus, Hendra meneleponnya dan mengatakan bahwa mereka sudah dibohongi oleh Ferdy Sambo.

"Waktu itu sebelum di patsus Pak Hendra telepon saya, Pak Hendra bilang 'Gus kita dikadalin'," kata Agus menirukan ucapan Hendra.

Baca juga: Surat Izin Senjata Api Brigadir J dan Bharada E Tidak Layak, Tapi Ferdy Sambo Paksa Dibikinkan

"Maksudnya apa dikadalin?" tanya pengacara Eliezer, Ronny Talapessy.

"Dibohongin, saya sempat mengumpat juga 'kita dikadalin, Bang'," kata Agus.

Saat itu, kata Agus, dirinya merasa sangat kecewa karena telah dibohongi dan melampiaskan kekecewaannya dengan mengumpat.

"Bagaimana perasaan saksi?" tanya Ronny.

"Saya kecewa," jawab Agus.

"Apa rasa kecewa saudara saksi, reaksi saudara saksi?" tanya Ronny.

"Itu saya mengumpat 'masak kita dikadalin'," jawab Agus.

Baca juga: Putri Candrawathi Sempat Diperiksa Penyidik di Saguling, Hasilnya Diminta Ferdy Sambo Jangan Disebar

Sebelumnya Kepala Urusan Logistik Pelayanan Masyarakat Polri, Linggom Parasian memberikan kesaksian soal surat izin membawa senjata api Bharada Richard Eliezer atau Bharada E dan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.